Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Circular Economy, Menelisik Tulang Punggung Sistem Ekonomi Masa Depan

21 Desember 2018   13:48 Diperbarui: 21 Desember 2018   18:39 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Yusuf Fajar Mukti (Ilmu Ekonomi 2017) dan Sisilia Juliana Hanamaria (Ilmu Ekonomi 2016)

Padahal, nilai ekonomis dari keseluruhan limbah elektronik tersebut sangat besar. Sebagai gambaran, ponsel pintar yang diproduksi di seluruh dunia tiap tahunnya mencapai 1,5 miliar unit, dengan valuasi sebesar 100 dollar AS per unitnya sehingga secara total terdapat 150 miliar dolar AS smartphone yang beredar di pasar (IDC, 2017). 

Komponen ponsel pintar merupakan bahan baku yang tidak mudah terurai sehingga dibutuhkan sistem dan mekanisme yang mumpuni untuk mengolahnya. Hal tersebut merupakan kesempatan bisnis yang besar, karena bahkan dengan proses daur ulang (recycle) sekalipun, yang mana merupakan proses dengan nilai ekonomis terendah, akan menghasilkan nilai ekonomis sebesar 11,5 miliar dolar AS (Bald et al, 2017). 

Oleh sebab itu, penerapan circular economy sangat diperlukan untuk mengatasi hal tersebut, yaitu pembaharuan desain produk, model bisnis, dan alur logistik yang dapat mempertahankan utilitas alat elektronik selama mungkin dalam perekonomian. Di Indonesia sendiri, limbah elektronik yang dihasilkan penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data yang dirilis United Nations University bersama International Telecommunication Union (ITU) dan International Solid Waste Association (ISWA) dalam penelitian mereka, The Global E-waste Monitor 2017 Quantities, Flows, and Resources, menyatakan bahwa limbah elektronik yang dihasilkan penduduk Indonesia diestimasi berjumlah 1,274 juta ton atau rata-rata 4,9 kilogram per kapita sepanjang 2016. 

Meski demikian, kesadaran akan limbah elektronik di Indonesia masih rendah. Hal itu tercermin pada hasil survei yang dilakukan Greenpeace Indonesia pada 2016 tentang pemakaian ponsel di Indonesia. Survei itu menyebut 59 persen responden dengan penghasilan di bawah Rp5 juta per bulan tak segan membeli ponsel baru meski ponselnya masih beroperasi dengan baik. 

Angka lebih besar didapatkan pada penduduk dengan penghasilan lebih baik, yakni sekitar 65 persen. Karena itu, United Nations University menggolongkan sistem pengelolaan limbah elektronik Indonesia dalam tingkat paling rendah, yakni inisiatif informal. Negara yang masuk dalam tipe ini disebut tak punya aturan hukum, fasilitas daur ulang resmi yang terbatas, dan pengelolaannya dikuasai sektor informal.

Epilog

Circular economy merupakan alternatif sistem ekonomi yang sangat prospektif dan terlihat sebagai sebuah keniscayaan yang akan terjadi di masa depan. Sistem tersebut mengubah cara pandang manusia terhadap limbah itu sendiri, dari yang merupakan sebuah 'kotoran', menjadi sebuah kesempatan. 

Namun, proses transisi dari linear economy yang sekarang menuju circular economy tentu tidaklah mudah, perlu adanya kesatuan visi dan kerjasama antar pemangku kepentingan guna menyatukan pemahaman akan penerapannya di lapangan. 

Mungkin, tantangan terbesar dalam menerapkan sistem tersebut adalah kebutuhan akan sumber energi terbarukan secara penuh dan menghilangkan ketergantungan akan bahan bakar fosil. Hal tersebut cukup sulit, karena selain kendala teknologi, terdapat perbedaan kepentingan antar pebisnis yang tidak ingin kehilangan sumber pendapatan mereka akibat beralihnya konsumen ke energi terbarukan. 

Pada akhirnya, terwujud atau tidaknya sistem tersebut bergantung dari prioritas manusia. Apakah isu lingkungan cukup penting, atau terdapat urgensi yang lebih mendesak di luar sana?

Untuk kritik dan saran: himiespa.dp@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun