Dalam keberadaannya, manusia dihadapakan kepada 2 persoalah yang pasti, yakni hidup dan mati. Mati yang tidak diketahui kapan datangnya.
Persperktif akan kematian setiap individu tergantung dengan keyakinan yang mempengaruhi individu sehingga akan membawa individu kepada perilaku yang cenderung diyakininya sebagai pedoman dalam hidup di dunia ini.
Fromm memandang bahwa kebutuhan manusia yang bersifat fisiologis seperti kebutuhan makan, minum, seksual, keamanan dianggap sebagai kebutuhan yang bersifat hewani atau aspek kebinantangan dari manusia.
Manusia tidak cukup jika hanya memenuhi kebetuhuan yang besifat hewani. Manusia perlu untuk memenhui kebutuhan lain yang dapat membawa manusia untuk menjalin hubungan dengan dunia alam.
Dalam hal ini Erich Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dari segi eksistensinya di muka bumi ini dibagi menjadi dua kebutuhan, yakni kebutuhan kebebasan dan keterikatan dan kebutuhan untuk memahami dunia.
Kebutuhan kebebasan dan keterikatan:
Relatedness
Hubungan ini sangat diperlukan untuk mengatasi kesendirian baik kesendirian karena diri sendiri maupun dari alam.
Kesendirian akan membawa mengakibatkan kesedihan yang akan berdampak pada kesehatan. Manusia pada umumnya, selalu ingin untuk berhubungan dengan orang yang dicintainya yang diiringi dengan keinginan untuk memertahankan hubungan dengan orang pertama hadir, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan dengan bentuk kasih sayang, solidaritas, kepekaan terhadap orang lain.
Hubungan yang baik dapat tercipta atas dasar tanggung jawab, cinta, saling mengerti, saling membantu, dan hal positif lainnya yang dapat memacu berkembangnya sebuah hubungan positif.
Rootedness