Mohon tunggu...
Hilmi Inaya
Hilmi Inaya Mohon Tunggu... Penulis - connect with me: hilmiinaya4@gmail.com

Write what do you want, what do you think, what do you feel, and enjoy it

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Menilik Drama "It's Okay To Be Not Okay" dalam Perspektif Teori Psikoanalisis Erich Fromm

19 Agustus 2020   15:08 Diperbarui: 20 Agustus 2020   02:53 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: palomitacas.com

Drama Korea dengan judul It's Okay To Be Not Okay memang sedang menjadi trending topic.  Drama ini dibintangi oleh Kim Soo-hyun dan Seo Ye-ji yang mengangkat kisah mengenai mental healing. Drama ini menceritakan hubungan asmara tidak biasa antara dua orang yang akhirnya saling menyembuhkan luka emosional dan psikologis satu sama lain.

Hingga pada puncaknya, drama ini mencetak peringkat nasional 7,3% dan 7,6% (tirto.id). Drama yang mengusung tentang keadaan psikologis dan emosional sebenarnya berhubungan erat dengan pembahasan Erich Fromm melalui teori psikoanalisis. Fromm menjelaskan kepribadian dan psikologi manusia yang dapat diketahui melalui konsep eksistensi manusia yang bersifat dualistik.

Singkatnya, peristiwa-peristiwa yang ada dalam drama seperti trauma, sejarah, masa lalu, kebutuhan akan kebebasan, delusi, pembunuhan dan lain sebagainya telah dijelaskan oleh Fromm melalui teori psikoanalisis yang diusungnya. Jadi, mari bahas apa maksud dari Teori Psikoanalisis Erich Fromm.

Erich Fromm lahir pada 23 Maret 1900 di Frankfrut am Main, Jerman dan menutup usia pada tanggal 18 Maret 1980. Fromm dikenal dengan teori psikoanalisis yang membahas antara hubungan masyarakat dengan psikologi. Fromm mendapat gelar Phd nya dari Universitas Heidelberg pada tahun 1922. Pemikiran -- pemikiran Fromm banyak dipengaruhi oleh Freud dan Karl Marx.

Dalam penulisan buku pertamanya yang berjudul The Economics Philosophical Manuscript (1944), sangat terlihat pengaruh teori Karl Marx  dalam bahasannya yang mengatakan bahwa keadaan kesepian atau terisolasi dari alamnya sendiri dan masyarakat sekitar hanya dapat dicirikan kepada manusia bukan binatang.

Hal ini berangkat dari tingkat kebebasan manusia terus meningkat dari abad ke abad. Sehingga akan menciptakan individualitas dan merasa kesepian yang akan berdampak pada isolasi, alienasi, dan keraguan. Jadi, kebebasan terlihat sesuatu yang negative dan peluang untuk cenderung melarikan diri.

Fromm memadukan antara pemikiran Freud dan Marx. Freud mengatakan bahwa sesuatu hal ditentukan oleh biologisnya.

Contoh, binatang tidak akan mengalami kesulitan dengan modal -- modal yang telah dimiliki untuk menghadapi segala sesuatu.

Begitu pula, binatang tidak perlu memikirkan masa depan untuk menjadi apa, binatang akan tetap menjadi binatang.

Sedangkan pemikiran yang diusung Marx yakni kebebasan individu dipengaruhi oleh budaya setempat yang terpaut pada tempat dan waktu.

Contoh, pada zaman Rasulullah, tidak ada yang berprofesi sebagai direktur perusahaan. Karena pada masa itu tidak ada perusahaan.

Dengan begitu, kebebasan terpaut dengan dua hal yakni biologis dan keadaan sosial budaya setempat. Jadi, Fromm menganalisis dan menggabung pemikiran -- pemikiran Freud dan Marx yang kontradiktif.

erich-fromm-1974-5f3cd874097f361baa1d9514.jpg
erich-fromm-1974-5f3cd874097f361baa1d9514.jpg

Sumber gambar: https://www.mazhabkepanjen.com/

Pendapat Fromm yang menjadi landasan adalah antara kepribadian dan psikologi manusia yang dapat diketahui melalui konsep eksistensi manusia yang bersifat dualistik. Dalam pembahasannya dibagi menjadi 4 yakni.

1. Perbedaan binatang dan manusia.

Dalam eksistensinya, manusia sadar akan keberadaan mereka. manusia memiliki sejarah, masa lalu, pengalaman dalam kehidupannya. Manusia memiliki akal yang digunakan untuk berpikir dan menilai menerima baik dan buruk suatu hal serta manusia tunduk akan peraturan atau pedoman-pedoman yang diguanakan untuk bersandar dalam kehidupannya.

Binatang tidak memiliki masa depan, tujuan hidup, alasan untuk hidup, sedangkan manusia memiliki itu semua. Sejarah orang-orang terdahulu membuat manusia belajar untuk hidup kedepannya.

Hal ini menandakan bahwa manusia lebih banyak dipengaruhi oeh faktor sosial budaya daripada faktor biologis.

Dengan begitu, pengalaman -- pengalaman tiap individu membuat  individu mempunyai keunikan yang berbeda -- beda.

2. Hidup dan mati

Dalam keberadaannya, manusia dihadapakan kepada 2 persoalah yang pasti, yakni hidup dan mati. Mati yang tidak diketahui kapan datangnya.

Persperktif akan kematian setiap individu tergantung dengan keyakinan yang mempengaruhi individu sehingga akan membawa individu kepada perilaku yang cenderung diyakininya sebagai pedoman dalam hidup di dunia ini.

Fromm memandang bahwa kebutuhan manusia yang bersifat fisiologis seperti kebutuhan makan, minum, seksual, keamanan dianggap sebagai kebutuhan yang bersifat hewani atau aspek kebinantangan dari manusia.

Manusia tidak cukup jika hanya memenuhi kebetuhuan yang besifat hewani. Manusia perlu untuk memenhui kebutuhan lain yang dapat membawa manusia untuk menjalin hubungan dengan dunia alam.

Dalam hal ini Erich Fromm menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dari segi eksistensinya di muka bumi ini dibagi menjadi dua kebutuhan, yakni kebutuhan kebebasan dan keterikatan dan kebutuhan untuk memahami dunia.

Kebutuhan kebebasan dan keterikatan:

Relatedness

Hubungan ini sangat diperlukan untuk mengatasi kesendirian baik kesendirian karena diri sendiri maupun dari alam.

Kesendirian akan membawa mengakibatkan kesedihan yang akan berdampak pada kesehatan. Manusia pada umumnya, selalu ingin untuk berhubungan dengan orang yang dicintainya yang diiringi dengan keinginan untuk memertahankan hubungan dengan orang pertama hadir, yakni hubungan dengan ibu, kemudian diwujudkan dengan bentuk kasih sayang, solidaritas, kepekaan terhadap orang lain.

Hubungan yang baik dapat tercipta atas dasar tanggung jawab, cinta, saling mengerti, saling membantu, dan hal positif lainnya yang dapat memacu berkembangnya sebuah hubungan positif.

Rootedness

Kebutuhan rootedness (keberakaran) mempunyai makna sama halnya dengan akar. Yakni  mempunyai ikatan -- ikatan satu dengan lainnya sehingga dapat memicu tumbuhnya suatu pohon dan memertahankan suatu sistem pohon.

Begitu pula manusia yang membutuhkan ikatan-ikatan yang dapat membuatnya nyaman untuk hidup di dunia ini. ikatan seperti ini didasari atas kesamaan perspektif, kecocokan suatu tujuan,  dan faktor intrinsic lainnya yang dapat membangun harmonisasi atas dasar cinta. Aspek Pertama yang dibangun dari kebutuhan keberakaran adalah keluarga.

Manusia apat terisolasi dari dirinya sendiri dapat dikarenakan direnggut akar kebabsannya semenjak lahir dan pikiran pikiran yang dikembangkannya sendiri yag membuat perasaan terisolasi.

Hal seperti ini dapat ditemui dalam sebuah keluarga yang selalu menuntut anak untuk menjadi apa yang orangtua inginkan tanpa memberi celah kebebasan terhadap anak untuk mengembangkan potensinya dan membri hukuman tanpa ampun kepada anak yang melanggar suatu ketentuan.

Ada pula bentuk keluaga modern yang acuh tak acuh kepada anak, sehingga tidak lagi menjatuhkan hukuman kepada anak -- anak yang memang bersalah atau membiarkan anak -- anak tumbuh tanpa kontrol dari orangtua.

Transcendency

Transcendency atau menciptkan sesuatu adalah cara untuk mengatasi ketidakmampuan, ketakutan, ketidakpastian alam semesta.

Oleh karena itu, individu sebagai makhluk yang diciptkan dapat berubah dengan menciptakan suatu hal yang positif yang bisa mneingkatkan mutu dirinya sendiri dan berjuang melawan ketakutan dan pembebanan dari alam semesta.

Unity

Kesatuan yang dimaksud adalah kebutuhan  untuk menyatukan antara manusia sebagai binatang dan manusia sebagai manusia dalam diri seorang individu.

Contoh, seseorang ingin menang dalam suatu lomba antar kelompok penelitian, akan tetapi ia hanya bekerja sendiri dalam kelompoknya, karena merasa ia yang paling pintar dan mengesampingkan pendapat orang lain.

Maka, Dalam hal ini orang tersebut tidak akan mencapai titik kebutuhan unitas. Unity hanya bisa diwujudkan dengan mendamaiakan hakikat manusia sebagai binatang dan manusia tanpa menyakiti manusia yang lainnya dan dapat ditempuh dengan kerjasama dan berbagi cinta.

Identity

Kebutuhan identitas sangat diperlukan setiap individu. Kebutuhan untuk menjadi dirinya sendiri dalam setiap pengambilan keputusan dan penyadaran terhadap diri sendiri bahwa hidup yang dijalanu adalah hidupnya dan miliknya.

Individu sendiri pula yang menentukan nasibnya sendiri dan dengan cara apa ia akan bertahan. Contoh, seorang yang tergabung daalm suatu kelompok masyarakat, harus benar-benar menyadari bahwa ia adalah bagian dari kelompok tersebut. Kedua, yakni kebutuhan untuk memahami alam, yakni:

- Frame of orientation, seseorang untuk hidup dunia yang sangat luas ini dengan berbagai komponen yang ada di alam ini, tentu membutuhkan pedoman atau peta tingkah laku untuk hidup di dunia ini. Tanpa hal tersebut, manusia akan mengalami kebingugan layaknya hidup di tengah hutan tanpa mengerti sesuatupun.

Pedoman tersebut diperlukan untuk mengatasi maslah -- masalah baru yang muncul di tengah -- tengah masyarakat.

Selain itu, dengan berpedoman dan mengikuti peta tersebut maka akan membuat hidup manusia lebih berkelas dan mendapat siraman rohani yang cukup.

- Frame of devotion, hal ini dilakukan untuk membuat hidup manusia lebih bermakna yang dapat menunjang kepada kesehatan jiwa dan kepuasan tersendiri. Seperti, pengabdian yang dilakukan kepada suatu masyarakat yang akan menjadi cerita perjuangan -- perjuangan manusia yang akan dijadikan sebagai nilai.

- Excitation stimulation, manusia mempunyai stimulus sistem syaraf untuk merangsang dan memanfaatkan keberadaan otak. Jadi otak harus digunakan secara aktif bukan pasif, selalu digunakan secara terus menerus.

- Effectivity, kebutuhan ini bertujuan untuk mengembangkan dan melatih potensi yang ada dalam diri manusia dengan melawan kepasifan dan ketidakmampuan dalam diri seseorang.

Maka dari itu, manusia memerlukan motivasi yang tinggi untuk keluar dari jurang ketidakmampuan dan berjuang meningkatkan potensi yang ada untuk kebebasan.

Fromm mengatakan bahwa kepribadian seseorang ditentukan olek karakter bawaan bukan dari insting. Hal ini dapat dilihat dari penentuan sikap sehari -- hari.

Seseorang akan bertindak secara sadar atau tidak sadar menurut karakternya. Sulit dipastikan bahwa manusia bertindak menurut insting yang apabila ingin bertindak dalam kegiatan sehari-hari secara langsung berpikir 100 kali tentang baik buruknya.

Jika memang seperti itu, maka menunjukkan sikap tidak konsisten dan efisien dalam bertindak.

Sebaliknya, jika bertindak melalui karakter maka sikap konsisten, efisien dan spontanitas akan tetap terjaga. Fromm mendefinisikan kepribadian sebagai suatu hal yang tergabung atas beberapa orientasi. Meskipun hanya ada satu orietasi yang paling menonjol pada pribadi seorang individu.

a. Orientasi Produktif

Orientasi produktif dapat direalisasikan melalui kerja, cinta dan penalaran. Seseorang yang bekerja memiliki makna kemampuan unuk merealisasikan potensi yang dimilikinya.

Melalui aktivitas bekerja, manusia dapat mensosialisasikan dirinya, mempunyai orientasi yang jelas, dan memiliki materi yang dibutuhkan untuk hidup di dunia ini.

Sedangkan cinta dapat dicirikan dengan tanggungjawab, perhatian dan penghargaan. Manusia yang memiliki orientasi cinta, cenderung tidak hanya mengembangkangkan dirinya saja, akan tetapi juga mengembangkan orang lain.

Langkah awal yang harus dilakukan yakni mencitai diri sendiri dengan bersyukur atas anugerah tuhan, maka setelah itu tercapai, pengembangkan terhadap sumber daya lainnya dapat tercapai. Penalaran dicirikan sebagai pemikiran yang produktif yang dapat dituangkan dalam dimensi kerja dan cinta.

b. Orientasi Penimbunan

Seperti sifat penimbunan yaki kegiatan menyimpan sesuatu yang mempunyai potensi agar tetap utuh. Manusia yang berorientasi penimbunan cenderung cinta terhadap dunia, keinginan untuk memiliki, membeli dan lain sebagainya dan hal ini dilakukan oleh kebanyakan kaum borjuis.

c. Orientasi Pemasaran

Orientasi pemasaran berkaitan erat dengan bentuk kehidupan transaksi penjualan. Apapun yang subjek punya akan dipasarkan seperti seberapa baik penampilan dirinya di depan public, seberapa menarik ia dapat mengiklankan diri sendiri di hadapan subjek lain.

Hal ini menuntut seorang individu untuk berlaku perfeksionis. Bahkan untuk hubungan cinta pun aka nada transaksi yang melatarbelakangi. Contoh dalam pernikahan, calon suami harus menyediakan calon istri apapun yang ia butuhkan. Apabila tidak maka cerai. Hal seperti ini adalah ciri masyarakat industri modern.

Kurang lebih, hal-hal di atas yang mendasari Pendapat Fromm mengenai kepribadian dan psikologi manusia yang dapat diketahui melalui konsep eksistensi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun