"Oh yaudah deh, beneran kamu ga mau ikutan?" ucap Melisa pasrah.
"Iya Melisa, semangat yah buat lomba itu! Semoga kamu menang!" ujar Diva memberi energi positif untuk Melisa agar tetap mempertahankan senyumannya.
"Makasih Div," balas Melisa dengan senyum yang kembali muncul.
Melisa memantapkan keputusannya untuk serius mengikuti perlombaan tersebut. Harapannya untuk menang cukup besar. Tak lupa meminta doa kedua orang tuanya agar bisa lolos. Setiap hari ia berusaha untuk terus mencari bahan untuk dibahas dalam karya tulisnya. Bahkan ketika jam istirahat ia sempatkan untuk pergi ke perpustakaan demi mengoptimalkan hasil karyanya tersebut. Ia tak ingin hasilnya nanti kurang memungkinkan untuk menang.
"Sibuk amat," sapa Diva sambil menyenggol lengan Melisa.
"Intinya ngga boleh gagal," balas Melisa yang masih fokus dengan laptopnya.
"Makan siang dulu kali, nih udah aku beliin jus," ujar Diva sambil menyodorkan sebotol jus kemasan yang manjadi favorit Melisa.
"Widihh terimakasih Diva cantik, kamu perhatian banget sih!" jawab Melisa dnegan penuh pujian manis.
"Jangan terlalu keras sama diri sendiri yah, semoga lolos!" ucap Diva sambil menepuk pundaknya lalu pergi berlalu.
"Makasih banyak yak, semangat rapatnya!" balas Melisa sambil tersenyum ke arah Diva yang meninggalkan ruangan itu. Diva hanya mengacungkan jempolnya.
Malam itu Melisa masih sibuk dengan laptopnya, ia masih menjelajah dunia maya dari segala dimensi. Mulai dari artikel, jurnal nasional, hingga jurnal internasional telah ia temui. Kesibukannya ini ternyata memengaruhi jam tidurnya. Ia yang awalnya jam 9 sudah tidur, kini rela lembur hingga jam 11 malam. Kemarin ia kepergok ibunya tertidur di atas laptopnya yang masih menyala.