Mohon tunggu...
Hilmi TaufiqulMutohar
Hilmi TaufiqulMutohar Mohon Tunggu... Penulis - pria asal negri sejuta warung kopi

gak suka makanan pedas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Seorang Santri

28 Mei 2024   15:52 Diperbarui: 28 Mei 2024   16:01 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.sarungatlas.co.id/post/article/benarkah-cintamu-cinta-sejati

Santri. Kalau mendengar nama itu seakan peci serta sarung selalu lengkap, berbalut dengan takwa bersih siap untuk berangkat mengaji, maka sangat wajar sekali  ketika santri baru pulang dari pesantrenya ia sering di panggil ustadz kah, disuruh imam kah atau pun memimpin tahlil.

Hal itu pun yang menjadikan setiap santri memiliki tantangan untuk selalu menjadikan dirinya sebagai orang yang bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya. Hal itu  juga dirasakan Taufiq seorang santri berumur 17 tahun tersebut, masa labil kadang membuatnya merasa malas, bosan dan sumpek. Di usianya yang baru menginjak sweet seventeen tersebut, ia  juga merasakan hal yang sama dengan orang seusianya di luar pesantren. Umurnya yang sudah memasuki masa pubertas pun turut menimbulkan banyak tanda-tanda yang ia sendiri baru merasakannya seperti tumbuh janggut, jakun serta bau badan yang lebih menyengat daripada biasanya.

***

Sore itu, langit yang sama seperti biasanya, berwarna biru tenang terlihat semburat warna jingga tipis menyinari sebagian bawah awan kala itu, angin berhembus lembut menyenggol daun sehingga bergesek sesuai irama. Hari sabtu, hari yang diberikan kepada santri untuk libur mengaji, sehingga mereka bisa melaksanakan aktifitas seperti berolahraga, mencuci, ataupun menikmati masa liburan tersebut.

"Fiq," sapa anwar teman sekelasnya.

"Oi," jawab Taufiq singkat.

"Ntar malam kita buat Ogoh-ogoh," ucap Anwar mengajaknya.

"wah, mau buat Ogoh-ogoh apa kita," ucap Taufiq heran.

"Euu... katanya sih kura-kura nanti kita buat dari bambu aja, biar kita leluasa membuatnya," jelas Anwar.

"Ok lah kalau begitu," jawab Taufiq mengiyakan, tetapi sebetulnya ia  hanya ingin cepat melihat sesosok perempuan yang lewat di luar gerbang sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun