Pasalnya, pihak keluarga memang menaruh harapan bahwa ia ke Ternate adalah mencari pekerjaaan, justru itu menurut dia pihak keluarga tersentak kaget, ketika ia meminta uang untuk keperluan kuliah.
"Sepanjang sementer I sampai V, tidak meminta uang SPP ke orangtua, lantaran berkuliah sambil bekerja di pengepul pasir dengan biaya Rp 25 ribu per hari, selain itu saya juga nyambi menjadi buruh angkut pasir," terang ayah 3 anak ini seraya menyungging senyum.
Menjalani proses perkuliahan sambil bekerja, tak lantas mengganggu waktunya untuk mengasah kemampuan kepemimpinan di organisasi intra dan ektra kampus. Ia pertama kali bergelut dengan organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Syari'ah dan terplih sebagai ketua pada tahun 2000.
Setelah menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Syari'ah, ia lalu terpilih menjadi presiden Mahasiswa STAIN Ternate periode 2001-2002, kemudian terpilih menjadi ketua HMI Komisariat STAIN Ternate pada tahun 2001, dengan masa bakti 2001-2002.
Selain berkiprah di HMI komisariat STAIN Ternate, pada 2002 ia dipercayakan sebagai Wakil Bendahara Umum HMI Cabang Ternate pada periode 2002-2003.
Perjalanannya dari kepulauan Sula ke kota Ternate, menghadirkan kisah menarik yang mewarnai perjalanan hidupnya, lantaran ia merupakan sarjana pertama di kampung halamannya, begitupun sama halnya sebagai putra daerah pertama dari desa Ona kecamatan Sulabesi Barat yang meriah gelar Magister dan Doktor.
Ia mengatakan, banyak hal yang ia pelajari dan jadikan sebagai pengalaman untuk mengaruhi periodesasi sekolah hingga ke jenjang perguruan tinggi. Menurut dia, semua pengalaman itu, melahirkan nilai-nilai yang luar biasa, hingga ia mencoba membuat Kesimpulan untuk jadikan sebagai pedoman dalam meraih kesuksesan.
"Setelah Allah Swt, penolong terkuat dalam dalam setiap kesulitan adalah diri sendiri, saya sudah berkali-kali merasa down karena dihimpit ujian hidup berupa ekonomi yang sulit semasa menempuh pendidikan, tapi semua itu saya lewati dengan selalu mengusung optimism," katanya.
Abd Rauf Wajo merupakan bungsu dari lima bersaudara, hanya saja keempat kakaknya tidak bernasib seperti dirinya, walaupun mereka gagal dalam pendidikan, tapi di satu sisi mereka lah yang men-support sehingga ia meraih impian terbesarnya. Keempat kakaknya tersebut, yakni Hasinah Wajo, Radiah Wajo, Hadijah Wajo dan Hamim Wajo.
Abd Rauf Wajo menamatkan pendidikan strata satu (S-1) pada tahun 2002, kemudian ia melanjutkan studi pascasarjana (S-2) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lulus pada 2005, sementara gelar Doktor, ia kantongi pada tahun 2020 di UIN Sunan Ampel Surabaya.
Saat ini, ia menjabat sebagai wakil dekan I bidang akademik, kemahasiswaan dan kerja sama. Sebelumnya, ia juga dipercayakan mengemban sejumlah jabatan; baik pada periode STAIN maupun di era IAIN saat ini, jabatan-jabatan tersebut, di antaranya: Kabag Administrasi STAI Babussalam Sula (2010-2021), Ketua Prodi D3 Perbankan Syari'ah (2012-2014), Sekretaris Jurusan Syariah IAIN Ternate (2014-2015), Ketua Jurusan Ekonomi Islam Jurusan Syariah IAIN Ternate (2015-2017).