"Karena mendengar bahwa sekolah di SMK lebih cepat mendapat pekerjaan, agar dapat membantu orangtua, sehingga awalnya bapak bersikeras untuk berhenti, tetiba berubah pikiran dan men-support kepada saya untuk lanjut studi di SMK," ujarnya.
Syahdan, walaupun tidak sejalan dengan keinginannya, namun ia tetap menyanggupi ajakan orangtuanya untuk melanjutkan studi di SMK YPS Sanana pada tahun 1995. Dan' di SMK ia kemudian menjatuhkan pilihan pada jurusan Manajemen Koperasi.
"Saat itu, jika saya menolak, praktis tidak bisa lanjut, untuk itu saya memilih mengikuti kemauan mereka, dalam hati saya yang penting bisa lanjut," ucapnya.
Sama halanya dengan kisah di bangku SMP, sebagai anak petani dengan pendapatan orangtua tua yang tidak menentu, kerap menjadi tantangan sepanjang menempuh pendidikan.
Berbeda dengan anak-anak dengan kebutuhan berkecukupan, untuk itu kisah Abd Rauf di bangku SMK boleh disebut menguras air mata. Betapa tidak, dengan keterbatasan biaya, dan jarak sekolah yang berjauhan dari rumah keluarga, memaksa ia harus berpindah rumah sebanyak tiga kali hingga menamatkan pendidikan SMK.
Ia mengungkapkan pada titik ini, ia lebih mandiri dan memacu diri untuk menuntaskan pendidikan SMK agar dapat menuntaskan impian dan menjaga asa mendapat pekerjaan dengan modal ijazah SMK.
Untuk itu, dengan niat yang kuat, dan memiliki impian dan berharap setinggi mungkin untuk meraih sukses, ia selalu semangati diri dengan perasaan riang. Ia tetap bertekad maju menerjang kesulitan dan menemukan jalan terbaik demi menggapai masa depan yang cerah.
"Awalnya saya tinggal bersama keluarga bapak dari Bugis, namun karena rumah dengan sekolah agak jauh, akhirnya saya memutuskan untuk pindah dan tinggal bersama seorang teman di desa Fogi supaya dekat dengan sekolah, lalu pindah lagi ke rumah keluarga di desa Fatcei kecamatan Sanana," terangnya.
"Jadi, kelas I pindah rumah, kelas II juga pindah begitu juga saat kelas III," imbuhnya.
Walaupun sekolah dengan keterbasan biaya, namun selama berada di bangku SMK, Abd Rauf selalu mencatatkan prestasi akademik, serta gemar beroganisai, yang kala itu didapuk menjadi wakil ketua Osis SMK YPS Sanana.
Selain bergelut dengan organisasi sekolah, pada periode yang sama, ia pun terpilih memimpin organiasi di kampung halamannya, yakni menjadi Ketua Himpunan Pelajar Desa Ona (HPO) Kecamatan Sulabesi Barat, Kabupaten Kepulauan Sula.