Saya hendak mencapai hotel, saya kembali mendapat pesan WhatsApp dari teman bernama Lily, ia menyarankan jika sudah menaruh tas di hotel, kembali lagi ke mobil dan mengikuti sejumlah panitia kegiatan ke pantai Toronipa.
Sebab, hari itu, jumat (24/2/2023) pagi merupakan aktivitas refreshing di pantai Toronipa bersama para wakil rektor dari Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia Timur, yang juga melangsungkan kegiatan pada waktu yang bersamaa di kota Kendari. Sehingga, setelah menaruh tas, saya bersama teman yang bernama Abdillah, dan dua panitia lainnya menuju ke pantai Toronipa di kabupaten Konawe.
Menyantap Ikan Bakar di Pantai Toronipa
Perjalanan ke pantai Toronipa dari kota Kendari memang tak membutuhkan waktu yang begitu lama, walaupun pantai ini letaknya di Kabupaten Konawe. Namun, menempuh perjalanan darat sangat mudah. Saat itu, kami membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk tiba di pantai yang menjadi obyek wisata unggulan di kabupaten Konawe itu.
Sepanjang perjalanan, saya merasa cukup puas menikmati panorama pantai di sepanjang pesisir pantai, terlebih sangat takjub melihat rumah makan yang berjejer rapih di kampung bakau di jalan Z A Sugianto Anduonohu, kata salah seorang teman bernama Hamzah bahwa di tempat ini, sangat ramai dikunjungi pada sore hingga malam hari.
Karena, keberadaan rumah makan terapung di kampung bakau, dengan menawarkan menu makanan yang sangat spesial membuat warga selalu berkunjung dan menikmati makanan dan pemandangan teluk Kendari.
Selain, kampung Bakau saya dibuat takjub dengan pemandangan pantai di dekat kota lama Kendari. Sebab, berada tak jauh dari kota lama, sejumlah kapal ditambatkan di Pelabuhan membuat pikiran saya melayang jauh ke Ternate maupun di pulan Bacan Halmahera Selatan.
Sebab, kapal-kapal yang melayari laut Maluku Utara, memang rata-rata dari kota Kendari, untuk itu saya melihat kapal yang ditambatkan tersebut, saya menoleh ke teman bernama Hamzah sambil berujar "rupanya kapal-kapal ini juga dikirim ke Maluku Utara, sebab rata-rata kapal yang melayari rute Ternate - Bacan-Obi, maupun Ternate - Morotai dan Ternate - Jailolo pemiliknya adalah warga suku Buton dari Sulawesi Kendari."
Setelah menyaksikan panorama pesisir pantai, mobil yang kami tumpangi melaju menuju arah Kabupaten Konawe. Ada yang cukup memanjakan mata adalah jembatan Kuning Bungkutoko, jembatan dengan sepanjang 130 meter itu, kata Hamzah sebagai penghubung kelurahan Talia dan Pulau Bungkutoko kecamatan Abeli, kota Kendari.