Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ardi Idrus, dari SSB Tunas Gamalama Ternate, Sempat Putus Sekolah, hingga Dilabeli "Raja Tekel Bersih" di Liga Indonesia

17 Januari 2020   22:08 Diperbarui: 17 Januari 2020   22:46 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ardi bersama Hariono seusai mengikuti latihan bersama Persib Bandung. Foto : dari Instagram Ardi

"Prestasi bukanlah sebuah kebetulan, dan impian tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa kerja keras" 

Kata-kata di atas menggambarkan tentang keberhasilan seseorang entah pada bidang Olahraga, Politik, Pendidikan dan lainnya. Bahwa kesuksesan tidak datang begitu saja tanpa melalui kerja keras dan doa. Sebab, secara syari'at dengan kerja keraslah seseorang akan berhasil menggapai yang dicitakan. 

Seperti Di bidang Olahraga, khususnya sepak bola. Seorang pesepak bola tentunya membutuhkan latihan sejak usia dini untuk berlatih teknik menendang, passing, dribbling, intercept, crossing dan overlapping serta teknik-teknik lainnya. Semuanya didapatkan pada sekolah-sekolah sepak bola. 

Di era sepak bola modern saat ini, Tanpa teknik-teknik dasar tersebut, sangat mustahil seseorang bisa sukses menjadi pesepak bola handal, walaupun ia setiap saat berkutat dengan bola, sebab untuk menjadi pemain bola profesional, tentu dia harus menguasai teknik permainan serta didukung dengan faktor-faktor lain. 

Melalui Sekolah Sepak Bola (SSB) lah teknik-teknik dasar di atas diajarkan oleh seorang pelatih. Selain teknik permainan, hal paling esensial dalam bidang sepak bola ialah soal membangun karakter positif untuk membantu anak-anak berkembang secara fisik, mental, dan emosional.

Sebab, sepak bola merupakan olahraga yang tidak bisa terhindar dari kontak fisik, sehingga kematangan emosional sangat dibutuhkan oleh seorang pesepak bola. 

Sekolah Sepak Bola (SSB) Tunas Gamalama Ternate, merupakan SSB pertama di Provinsi Maluku Utara yang dibentuk oleh salah seorang mantan pemain PSIS Semarang Hany Kodja, dan melahirkan banyak talenta-talenta muda yang sukses di kanca persepak bolaan nasional. Ardi Idrus merupakan  satu dari sekian banyak  jebolan SSB Tunas Gamalama yang terbilang sukses. 

Ardi merupakan adik ketiga dari saya, ia lahir pada 21 Januari 1993 di Kota Tidore Kepulauan, Bapak kami bernama Idrus Ahmad (55) dan ibu kami Hafsah Kasim (50) kami enam bersaudara semuanya laki-laki, dan saya adalah anak pertama.

Ardi dan adik saya yang kelima dan keenam bernama Moch. Ghalib Idrus, M. Randy Idrus mewarisi bakat sepak bola dari Bapak kami, walaupun bukan sebagai pesepak bola profesional. Namun, di era 1980-an pernah terlibat dalam sejumlah pertandingan antara kampung (Tarkam) di Kota Tidore Kepulauan. 

Sejak kelas dua Sekolah Menengah Pertama (SMP) tepatnya 2007 silam, ia bergabung dan berlatih di Sekolah Sepak bola (SSB) Tunas Gamalama Ternate, ia mulai termotivasi untuk menjadi pemain sepak bola saat melihat sepupunya Jamal Usman yang merupakan angkatan pertama di SSB Tunas Gamalama bertanding pada sejumlah pertandingan resmi. 

Walaupun harus bolak-balik, Tidore-Ternate ia tak pernah putus asa, tekadnya ingin menjadi pemain bola mulai mantap tertanam dalam hatinya, di hari-hari libur selain berlatih di SSB Tunas Gamalama, ia manfaatkan untuk menjadi buruh angkut di terminal Gamalama untuk menopang ongkos transportasi Tidore-Ternate.

Sebab saat itu, saya berada di bangku kuliah sementara dua adik saya di SMU dan Ardi sendiri di SMP,  dan adik yang kelima Moch. Ghalib berada di bangku Sekolah Dasar (SD), sehingga mau tak mau kami harus berupaya untuk mandiri agar kelak berhasil, sehingga saya pun pernah manfaatkan waktu libur kuliah pada tahun 2003 menjadi buruh bangunan. 

Sejak berlatih di SSB Tunas Gamalama dan terpilih mengikuti pertandingan Piala Medco-U15 di Manado, Ardi semakin termotivasi ingin sukses menjadi pemain bola profesional, sehingga begitu mendengar hasil kelulusan  SMP di Kota Tidore, ia kemudian memilih melanjutkan studi di Ternate bersama saya. 

Pilihannya jatuh pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Ternate. Namun, selama tiga bulan berada di SMK, ia kemudian menerima tawaran dari salah seorang pelatih di Manado, untuk mengikuti kompetisi U-15 antar Kabupaten di Sulawesi Utara, rupanya saat ia mengikuti pertandingan Medco U-15 bersama SSB Tunas Gamalama  di Manado, membuat ia dilirik oleh seorang pelatih Sekolah Sepak bola (SSB) di sana (Manado). 

Ardi lebih memilih ke Manado dan mengikuti kompetisi U-15 bersama klub Persibom Bolaang Mongondow U-15, pada ajang inilah membuat ia mulai mengenal sejumlah pemain Persibom senior dan sempat dihadiahi jersey oleh Glend Rudal Poluakan.

Sekembalinya dari Manado, ia mulai tak nyaman di SMKN 2 Ternate, sebab sering meminta izin mengikuti sejumlah pertandingan, sehingga memilih pindah di SMUN 5 Ternate. 

Berada di SMUN 5 Ternate, hanya selama dua minggu ia kembali menerima tawaran untuk bergabung dengan Tim Devisi III Persipare Sulawesi Selatan, sama hal seperti di SMKN 2 Ternate, selama kompetisi Divisi III berlangsung ia tak mengikuti proses belajar, membuat pihak sekolah melayangkan surat panggilan dan saya kemudian hadir mewakili orang tua untuk menjelaskan perihal ketidakhadiran ia di Sekolah untuk mengikuti proses belajar. 

Namun, pihak sekolah tetap merujuk pada aturan bahwa siswa yang tidak mengikuti Proses Belajar Mengajar (PBM) memang sangat mempengaruhi hasil penilaian semester, dan kompetisi Divisi III yang diikuti oleh Ardi tanpa ada surat pemberitahuan dari klub untuk Sekolah, sehingga para guru tak mau mengambil resiko pada saat penilaian hasil akhir semester. 

Seusai mengikuti kompetisi Devisi III, di Kabupaten Pare-Pare Sulawesi Selatan, lalu kembali ke Ternate dan melanjutkan studi di SMUN 10 Ternate, namun kejadian seperti di SMKN 2 Ternate dan SMUN 5 Ternate terulang kembali, pasalnya selama setahun di SMUN 10 ia kembali mendapat tawaran bergabung dengan Tim Porda Sulawesi Selatan yang saat itu di latih oleh Budiarjo Thalib, seusai mengikuti pertandingan tak lantas kembali ke Ternate ia memilih bergabung dengan PSM Makassar U-21. 

Tiga kali gagal Sekolah membuat orang tua kami sempat bingung, sebab keinginan Ardi memang ingin menjadi pemain bola profesional, namun di satu sisi sangat mengganggu pendidikannya, beruntung saat itu setelah usai bergabung PSM Makassar U-21 dan kembali ke Ternate, dia diterima di SMK Bina Informatika Ternate hingga dapat menyelesaikan studinya.

Setelah dari SMK Binter Ternate, ia kemudian tak lagi betah di Ternate sebab ingin sukses menjadi pemain bola profesional, dan memilih ke Kalimantan Selatan bergabung dengan Tim Pra Pon Kalsel, dan sempat dipanggil oleh Pelatih PSPS Pekanbaru Mundari Karya untuk bergabung dengan PSPS di Indonesia Super League (ISL) 2011. Hanya saja, saat itu Ardi bersama temannya dari Ternate Ruud Gulid S. Yunus ditolak oleh Manajemen PSPS, sebab mereka lebih memilih pemain Junior jebolan Kalimantan. 

Gagal berseragam PSPS Pekanbaru tak lantas membuat Ardi putus asa, setahun kemudian ia di panggil perkuat Tim Devisi II Persin Sinjai Sulawesi Selatan, dari Persin lah membuat Ardi betah di Makassar hingga jarang kembali ke Ternate maupun di Kota Tidore Kepulauan.

Seusai berlaga bersama Persin, Ardi kemudian ke Jakarta dan bergabung dengan Persitara Jakarta Utara pada tahun 2013, namun ia hanya bermain setengah musim di Persitara. 

Tahun 2014 ia mendapat tawaran bergabung dengan Klub Liga 2 Persip Pekalongan selama setengah musim, lalu kembali bergabung dengan Persitara Jakarta Utara. Tahun 2015 Ardi dipanggil oleh Pelatih Jaya Hartono bergabung dengan tim Liga 2 asal Jawa Timur yakni Persepam Madura. 

Setelah bersama Persepam, tahun 2016 Ardi mendapat tawaran dari pelatih Kas Hartadi untuk bergabung dengan tim Liga 2 Kalteng Putra FC, namun di Kalteng Ardi hanya bermain setengah musim, sebab diajak oleh Coach Freddy Muly untuk bergabung bersama PSS Sleman.

Hanya saja Ardi tak lama berseragam PSS, sebab setelah kompetisi Liga 2 2017 resmi berakhir tepatnya di bulan Desember 2017 ia dicoret oleh pelatih baru PSS Sleman karena dinilai penampilannya tak sesuai ekspektasi pelatih. PSS lebih memilih Teddy Berlian dan melepas Ardi. 

Ardi mencoba peruntungan di team Promosi Liga 1  2018  PSMS Medan, hanya saja dinilai permainan Ardi tak sesuai dengan skema Coach Djajang Nurjaman, sehingga ia dicoret, gagal bersama PSMS Ardi lalu mengikuti trial bersama Semen Padang yang saat itu degradasi ke Liga 2  dan ia diterima oleh Pelatih Syafrianto Rusli, lalu melakukan kesepakatan Pra Kontrak bersama Tim Kabau Sirah. 

Namun, jelang bergulirnya kompetisi Liga 2 maupun Liga 1  2018. Fernando Soler asisten pelatih Roberto Carlos Mario Gomez, rupanya tertarik untuk memboyong Ardi ke Persib Bandung, sehingga pada saat peluncuran Jersey Semen Padang, Ardi tak hadir hingga memunculkan spekulasi di tengah Spartaks (suporter Semen Padang), Namun, pihak Manajemen menjelaskan bahwa mereka memberi izin kepada Ardi untuk mengikuti trial di Persib Bandung. 

Selama sepekan mengikuti trial di Persib Bandung, penampilannya di lapangan ternyata mampu memikat hati pelatih Roberto Carlos Mario Gomez untuk merekrut Ardi untuk menjadi pelapis Toni Sucipto. 

Seperti dilansir Pikiran Rakyat.com, Jumat (23/3/2018) meski Mario Gomez memutuskan merekrut Ardi, namun manajemen Persib Bandung tidak bisa serta merta langsung mengikat Ardi dengan kontrak. Sebab, sebelumnya Ardi telah terikat pra kontrak dengan Semen Padang. 

Negosiasi antara manajemen Persib Bandung dan Semen Padang berjalan mulus, hanya saja saat launching Tim Semen Padang pada Minggu (18/3/2018) nama Ardi masih masuk  26 pemain yang dipastikan memperkuat tim Kabau Sirah di Liga 2 2018, namun Ardi lebih memilih ke Persib Bandung dan diprotes oleh sejumlah suporter Semen Padang. 

Menanggapi protes dari Suporter, Manajer Semen Padang Win Bernandino, menjelaskan perihal Ardi mengikuti trial hingga menandatangani kontrak bersama Persib Bandung, seperti dilansir oleh m.bola.com, Selasa (20/3/2018) Win Bernandino mengungkapkan bahwa Ardi Idrus mengikuti seleksi di Persib atas izin manajemen dan pelatih, yang jelas kata Win Ardi trial di Persib tidak ilegal, Manajemen Semen Padang memberi izin. 

Resmi berseragam Maung Bandung, Ardi mewarisi nomor tiga milik mantan center back Persib Vladimir Vujovic, yang memilih hengkang ke Bhayangkara FC setelah empat musim memperkuat Persib Bandung. 

Peran Mario Gomez

Berkat kejelian dan tangan dingin seorang Mario Gomez membuat Ardi Idrus dikenal oleh publik pecinta sepak bola nasional. Ardi pada awalnya sempat diragukan saat Manajemen Persib Bandung mengikatnya dengan  durasi kontrak tiga tahun setelah menjalani trial selama sepekan di Lapangan Arcamanik Bandung.

Bobotoh (Suporter Persib Bandung) sempat meragukan, lantaran Ardi bukan lah pemain dari Liga 1 ia datang dari kasta kedua Liga Indonesia, dan saat itu sepak terjang Ardi pun belum terlihat menonjol bersama klub Liga 2 sehingga Bobotoh merasa khawatir, jangan sampai istilah membeli kucing di dalam karung. 

Namun, kekhawatiran Bobotoh tidak terbukti, sebab Ardi tampil Spartan bersama Persib Bandung. Roberto Carlos Mario Gomez dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Ardi, debutnya dengan seragam Persib Bandung berakhir manis, sebab Persib membungkam Mitra Kukar dengan skor 2-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu 8 April 2018.

Ardi tampil selama 90 menit sekaligus menandai penampilan perdana di pentas Liga 1 Indonesia. Setelah laga kontra Mitra Kukar, Mario Gomez mulai mempercayai Ardi menempati sektor kiri Maung Bandung, pilihannya bukan tanpa alasan. Sebab, Gomez lebih menyukai dengan karakter Ardi ketimbang Tony Sucipto, karena usianya masih muda.

Selain itu ia tampil lugas mengawal sektor pertahanan menjadikan Gomez kepincut untuk menjadikan Ardi sebagai pilihan utama. Padahal pada awalnya, Persib merekrut Ardi hanya dijadikan pelapis dari Tonny Sucipto. 

Tampil di bawah asuhan Mario Gomez, Ardi terbilang berbeda dengan wing back pada umumnya di sepak bola modern saat ini, pasalnya Ardi diinstruksikan oleh Gomez lebih condong bertahan ketimbang membantu serangan.

Padahal peran seorang bek sayap selain bertahan harus rajin maju dan memberi assist kepada Striker. Tapi, rupanya Gomez lebih menyukai Ardi tampil beda sebab menurut pelatih asal Argentina itu, bahwa gaya permainan sepak bola Indonesia, "semua" pelatih lebih memilih menyerang melalui pemain sayap. 

Strategi Gomez cukup ampuh, sebab terbukti beberapa kali Ardi tampil brilian dengan menghadang laju striker lawan dengan tackle bersih, seperti menghadang Ricko Simanjuntak, Marco Sandi, Bayu Gatra dan sejumlah pemain lainnya, dan menjadikan Ardi sebagai raja tekel sukses di Liga 1 2018 bersama bek Barito Putera Nazar Nurzaidin yang sama-sama mengumpulkan 67 kali tekel sukses (Bola nusantara.com, 10 Desember 2018).

Kontribusi positif selama berlangsungnya Liga 1 2018 menempatkan Ardi dan Jonathan Bauman dari Persib Bandung masuk dalam Team Of The Year 2018 yang dinilai berdasarkan Technical Study Group (TSC).

"Saya bersyukur, karena banyak pemain diposisi saya yang lebih bagus daripada saya. Tetapi mungkin penilaian mereka selama kompetisi 2018 ini mereka telah memilih saya di posisi tersebut, dan juga Bobotoh yang setia mendukung saya dan tim." Tutur Ardi seperti dikutip SuperBall.id dari Persib.co.id, Rabu (19/12/2018). 

Tampil beda bersama Robert Albert


Berakhirnya kompetisi 2018 Roberto Carlos Mario Gomez, memilih mencari tantangan bersama klub baru sehingga  ia tak lagi menukangi Persib Bandung di 2019, membuat Manajemen Persib memilih Miljan Radovic sebagai pelatih baru Maung Bandung, hanya Radovic bersama Persib tak berlangsung lama, sehingga Manajemen Persib memilih Robert Rene Albert untuk membesut Supardi Natsir dkk pada kompetisi 2019.

Kehadiran Robert Albert di Persib ikut mempengaruhi gaya bermain Ardi Idrus, sebab bersama Mario Gomez Ardi terkenal tampil disiplin menjaga lini belakang dan jarang naik membantu serangan.

Namun, di bawah asuhan Robert Albert ia tampil bak wing back pada umumnya di sepak bola modern, hingga berakhirnya kompetesi 2019 Ardi mencatat empat assist  bersama Persib Bandung. 

Selain memberi assist, seperti di lansir Tribun Jabar.id,  Rabu (25/12/2019) Ardi juga mencatat menit bermain terbanyak kedua dengan total 2.761 menit, setelah Supardi Nasir dengan 2.778 menit, lalu I Made Wirawan 2.711 menit dan Achmad Jufriyanto 2.340 menit. 

Mendapat Panggilan Timnas Senior. 

Tampil memukau bersama Persib Bandung pada Kompetisi 2018 dan 2019 membuat Pelatih Timnas Indonesia Simon Mcmenemy kepincut dan memanggil Ardi perkuat Timnas Senior, ia bersama Febri Hariyadi mendapat panggilan pada Kamis, 7 November 2019.

Ardi bersama Febri Hariyadi dipersiapkan oleh pelatih Timnas untuk mengikuti pemusatan latihan jelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 kontra Malaysia pada 19 November 2019.

Ini menjadi hari istimewa bagi Ardi, pasalnya baru pertama kali ia mengenakan jersey Merah Putih, selain itu menambah daftar sebagai  pemain jebolan SSB Tunas Gamalama Ternate yang dipanggil memperkuat Timnas setelah M.Abduh Lestaluhu, Ilham Udin Armayn dan Mahdi Albaar.

"Alhamdulillah saya senang. Karena ini menjadi kesempatan bagus buat saya ke depan. Saya ucapkan terima kasih banyak buat teman-teman, staf pelatih yang selama ini mendukung saya di tim" Ungkap Ardi seperti dilansir laman resmi Persib.co.id Sabtu, 9 November 2019.

Seperti dikutip dari Sindonews.com Sabtu (16/11/2019) Timnas Senior menjalani laga ujicoba melawan klub lokal Malaysia, PKNS di Lapangan Petaling Jaya, Kamis (14/11/2019) Ardi menyumbang dua assist dan Timnas mengakhiri laga dengan kemenangan 3-0.

Hanya saja, pada laga resmi kontra Malaysia Ardi gagal mencatatkan debut bersama Timnas Senior, pasalnya saat itu Yeyen Tumena tampil sebagai juru taktik menggantikan Simon Mcmenemy lebih memilih Ricky Fajrin di sektor Wing-back kiri dan menjadikan Ardi sebagai pilihan kedua. 

Walaupun belum menjalani debut bersama Timnas senior, namun bagi kami sekeluarga merasa sangat bangga. Sebab, keinginannya sudah tercapai yakni menjadi pemain bola profesional, dan tentunya sebagai keluarga mengucapkan terima kasih kepada Hany Kodja pelatih SSB Tunas Gamalama Ternate, karena berkat tangan dinginnya adik kami sukses menjadi pemain bola profesional.

Selain itu ucapan terima kasih juga buat  Roberto Carlos Mario Gomez sebagai pelatih yang dapat memaksimalkan potensi Ardi hingga bisa bergabung dengan klub sebesar Persib Bandung hingga terpilih bergabung Timnas Senior. 

***Tulisan singkat ini sebagai bagian dari ulasan yang saya tulis pada Buku kecil Bibliografi Ardi Idrus (dalam proses) yang nantinya diterbitkan untuk menceritakan perjalanan karier adik saya di pentas sepak bola nasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun