Jadi, saya pikir bila ad network platform, brand, atau pengiklan ingin memenangkan masa depan, tak ada cara selain menciptakan masa depan baru. Ini bukan soal metode. Tapi sesuatu yang benar-benar baru. Fresh from the start.
MENERKA MASA DEPAN
Dari tulisan di atas kita bisa menyimpulkan ada masalah besar dalam dunia periklanan saat ini: kelangkaan perhatian dan sistem rekomendasi. Untuk menjawabnya, kita bisa menaruh harapan masa depan pada Internet of Thing (IoT) dan augemented reality (AR). Keduanya memungkinkan perhatian dijual sebagai komoditas, mengisolasi, mengeksploitasi moment of truth, dan memperkuat sales funnel (corong penjualan) hingga ke tahap akhir lewat satu platform.
Bayangkanlah sebuah dunia seperti ini:
Pada suatu pagi saya mempersiapkan segelas kopi di mesin pembuat kopi. Tiba-tiba sebuah suara keluar dari smart speaker yang berada di dapur.
"Selamat pagi, Hilman. Bagaimana keadaanmu? Kopimu sudah hampir habis. Apakah kamu hendak memesannya sekarang agar besok tidak kehabisan kopi?" sambut Google Now.
Google tahu kopi di dalam mesin hampir habis karena ia adalah mesin kopi pintar yang terintegrasi dengan Google Now sebagai personal assistant di smart home saya.
"Ya, pesan saja. Seperti biasa, merk A ukuran 1 kg," saya menjawab.
"Tapi Hilman, kopi merk B sedang promo. Harganya lebih murah. Maukah kamu mencobanya? Bila mau, saya akan pesankan sekarang ke toko dan akan diantar nanti sore ketika kamu sudah berada di rumah," lanjut Google Now.
"Oke, mari kita coba. Tolong pesan sekarang," tegas saya.
Google Now akan segera memesan kopi yang dimaksud di situs e-commerce toko langganan saya dan melakukan pembayaran dengan kartu kredit yang sudah saya daftarkan.
Penawaran kopi merk baru tadi sebenarnya adalah iklan pada Google Ad Network. Bayangkan, sebuah mesin yang bisa memberi endorsement pada momen of truth dan mengeksekusi check-out.