Mohon tunggu...
Hilda Nurhayati
Hilda Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi membaca mendengarkan musik dan sesekali menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Journey of Love

12 Juni 2024   22:57 Diperbarui: 12 Juni 2024   23:08 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Woahhhhhhhh" teriakan itu membuatku menoleh ke arah raka, hatiku rasanya diremas kuat saat melihat dengan bangganya ara memeluk raka. Rasanya aku ingin menangis..aku memang akan. Aku menatap ke arah mereka hingga mataku bertemu sorot mata raka. Tanpa pikir panjang aku tersenyum dan kemudian bertindak seolah tidak terjadi apa-apa. 

Sejak kejadian itu, aku perlahan menjauh dari raka meskipun  awalnya kami juga tidak dekat. Aku mencoba menghindar dari tempat dimana ada kemungkinan raka ada untuk memastikan bahwa ini hanya cinta sesaat lagipula dia sudah pasti bersama ara. Aku terus menghindar namun rasa itu tetap ada bahkan hingga hari kelulusan tiba, semua orang diminta untuk menuliskan kalimat bagi orang yang spesial selama di sekolah. Aku menahan senyum  geli namun tetap menulis kalimat yang selama ini aku pikirkan di kertas yang diberikan anggota panitia kelulusan. 

'untuk orang yang kucinta, semoga bahagia dengan siapapun pilihanmu. Tidak masalah jika itu bukan aku, asal kamu bisa tersenyum dan tertawa seperti biasanya, aku bisa menahan perasaan tak berbalas ini. Aku mencintaimu dari sejak kita bertemu di gerbang sekolah pada hari pertama kita menginjak sekolah ini hingga suatu saat aku menemukan penggantimu. Sampai jumpa atau mungkin selamat tinggal?'

pada akhirnya aku tertawa kecil, geli saat membaca kembali surat itu dan  melipatnya sebelum mencoba mencari keberadaan raka untuk melihat wajah itu dan meninggalkan auditorium. 

"Mencari siapa?" Mataku membulat, saat aku menoleh ke belakang dan Raka menatapku dengan senyuman manisnya. 

"Ah..indah, dia kemana ya haha" balasku canggung, dan menatap ke depan. 

"Kamu memberikan surat itu kepada siapa?" Aku mengabaikan suara taka, karena berpikir dia berbicara dengan temannya yang lain. 

"Runa, aku nanya kamu" hatiku berdebar dan keringat mulai bercucuran tanda kepanikanku melanda.

"Mang apuy" ucapku canggung, dan sukses membuat raka tertawa.

"Saking enaknya soto mang apuy kamu jadi membuat surat untuk dia?. Lucu tahu" ucap raka dengan senyumnya yang melebihi gula. 

"Haha enak memang, kalau kamu siapa?" Tanyaku supaya tidak terlihat Canggung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun