Pelajaran pertama dan kedua selesai. Seperti biasa kami pergi ke kantin. Dan mataku otomatis melirik ke setiap bangku kantin untuk mencari sosok yang menjadi salah satu motivasi ke sekolah selain menambah ilmu dan tuntutan wajib  12 tahun sekolah.Â
Rasanya matahari yang cukup menyengat kulitpun tidak terasa saat melihat wajah tersenyumnya saat memberikan uang kepada penjual. Rasanya ingin jadi penjual saja.
"Apa aku jual gorengan di kantin ya" ucapku tanpa sadar dan membuat ketiga temanku menatapku aneh.Â
"Kamu?, jualan? Gak mungkin deh nyalain kompor aja sambil jerit ini mau bikin gorengan" ucapan indah selalu benar, dan itu sukses membuatku tertawa canggung.Â
"Eh run, ada event tahu" ucap azkia yang tiba tiba muncul.Â
"Tahu?. event tahu apa eh, tahu isi apa tahu crispy? Atau segala per-tahuan?" balas dea yang sedang memainkan handphonenya.
"Tahu woyy bukan tahu makanan" balas indah yang membuat wajah dea mengerucut  kecewa.Â
"Event apa?, jualan prakarya?" Tanyaku, azkia menggeleng dan menunjukkan poster berisi 'hati hati dengan hatimu siapa tahu ada yang ingin singgah'Â
"Dih...event apaan tuh?, kalau dari sekolah kayaknya gak mungkin deh" balas indah dan aku mengangguk setuju.Â
"Dari luar, toko eskrim langganan kita bikin event, lumayan ajang confess. Yuk ikutan." Ajak azkia. Aku menatap poster itu dengan penuh minat.Â
"Enggak ah, gebetan aku gak suka eskrim percuma dong" ucapku, saat mengingat raka tidak pernah datang ke toko eskrim ataupun membeli sesuatu yang manis kecuali roti isi selai kacang.Â