"Suka kok" aku tersedak saat mendengar suara samar yang sangat aku kenal. Dan mataku menoleh ke arah raka yang berbeda empat kursi dari tempatku.Â
"Eh?, dia denger apa lagi ngobrol sama temannya?" Tanyaku, dan teman-teman ku malah tersenyum jahil.Â
"Cieee..apakah akhirnya ternotice?" Goda teman-temanku dengan kompakmya.Â
"Diem ih malu, nanti dikira caper" kataku dengan pelan saat melihat beberapa murid menatap ke arah kami.
"Emang kan?" Jawab dea tanpa rasa bersalah. Dan akhirnya membuat kita tertawa dan melanjutkan makanan kami.Â
Saat pulang sekolah, mataku kembali tertuju ke arah parkiran, dan melihat raka sedang bersiap mengeluarkan motornya.Â
"Runa, tutup mata sini" ucapan indah membuatku bingung.
"Kenapa?, lagi melihat masa depan nih" balasku dengan nada menggoda.Â
"Tutup, udah tutup aja..atau enggak pulang aja ayok udah" tambah dea yang terlihat panik dan azkia yang menarik tanganku keluar dari gedung.Â
"RAKA SETIA PURNAMA, AKU SUKA KAMU JADI PACARKU YAHH!!"  Langkahku terhenti saat mendengar suara yang sangat aku kenal di radio sekolah. Suara milik  ara, siswa populer sekaligus berprestasi di jalur akademik. Semua siswa dan guru keluar dan seketika suasana menjadi bising setelah mendengarnya ucapan gadis pemberani itu.
"Runa pulang yuk" ucap dea lirih, sekarang aku paham kenapa mereka ingin aku pergi tapi kenapa mereka menyuruhku menutup mata bukan telinga?.