Mohon tunggu...
Hilda
Hilda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pembaca

suka baca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sandekala

27 Februari 2022   21:55 Diperbarui: 27 Februari 2022   22:02 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Punten sareng saha ?" Bimo bertanya dengan nada yang medok sunda

"hihihi, sanes sareng sasaha, abdi mah bade ngabaturan teteh eta anu keur bobo di kamar eta" Sosok itu menjawab dengan tangan yang menari nari begitu lentik di dalam tubuh Inggit, sambil menunjuk ke pintu kamar Wati

"oh jadi ieu nu ngagganggu Wati selama ieu, maksudna naon rek ngaganggu adi urang ?!" Bimo menjawab dengan nada yang marah, dan Bimo pun sudah tau maksud dari ngabaturan itu adalah menggagu, Bimo pun baru ingat bahwa sosok yang dilihat Inggit yaitu sosok yang sedang berbicara dengan Bimo ini adalah sosok yang ada sama dalam mimpi Wati sebelumnya, karena Wati sudah bercerita kepada Bimo semua mimpi aneh yang Wati alam

"eta atuh abdi the meuni kabita ku geutihna si teteh eta, hihihi" jawab sosok itu, yang di maksud si teteh itu adalah Wati

"sok ayeuna jauhan si Wati atawa ku urang anjeun di bacaan !" Bimo mengecam sosok itu dengan cara di bacakan ayat al qur'an

"ahhhhhhh ampunnnnnn!!!" sosok itu berteriak beberapa menit sambil memegang spidol hitam yang ada di depan dia dan menggambarkan sosok dia di lantai yang berwarna putih, ketika sudah menggambar sosok itu keluar dan tak tahu kemana lagi, ketika di lihat, ternyata dia menggambar sosok dia sendiri percis sama dengan sosok yang ada di dalam mimipi Wati dan ternyata dia menuliskan nama di bawah gambar itu, dia menulis nama yang bernama Laksmi  ternyata setelah di selidiki oleh Bimo nama Laksmi itu adalah nama sesosok makhluk ghaib yang selama ini mengganggu Wati, dia adalah sesosok genderowo yang buruk rupa.

     Karena penasaran Bimo mencari siapa dia dan bagaimana asal usul dia bisa menjadi buruk rupa juga mengapa dia menggganggu Wati, Bimo mulai menerawang waktu kebelakang atau zaman dahulu zaman yang ada di mimpi Wati, Bimo melihat seorang perempuan di dalam gubuk yang sama di mimpi Wati, ternyata itu adalah Laksmi, dia sedang menangis sambil memandangi anaknya, dia menangis karena suaminya meninggal dan bingung bagaimana menafkahi anaknya tanpa ada seorang tulang punggung keluarga, dia sama sekali tidak punya sepeser uang untuk makan karena dia tidak bekerja, untuk mendapatkan kerja zaman dahulu sangat lah susah, dia memutuskan untk menjadi penari jaipong dan menghibur orang orang yang ada di desanya, tetapi dia tidak berhasil menjadi penari karena dia tidak bisa menari sama seperti apa yang di lihat Wati di mimpi pertamanya, dia tidak memiliki skill menari, sehingga dia tidak di bayar oleh orang orang yang di lihatnya karna penampilan yang tidak memuaskan. Karena dia sangat butuh uang dia memikirkan ide gila dan terpaksa, dia akan menyembah Genderowo agar bisa menjadi penari profesional yang memiliki bayaran besar, tiba tiba Bimo berada di dalam hutan yang sama seperti di hutan dalam mimpi Wati, Bimo melihat di balik pohon yang sangat besar, ada Laksmi yang sedang berlutut di depan Gendorowo yang sama bentuknya seperti yang mengganggu Wati.

"Pun Sandekala, Abdi bade ngabdi ka anjeun, Abdi hoyong bisa jadi tukan tari jaipong anu sae" pinta Laksmi dengan nada tersedu sedu dan bercucuran air mata.

"Tapi aya syaratna, didinya ulah ereun nari, lamun ereun engke anak didinya di leg leg, jeung engke didinya dirobah jadi babi" jawab si genderowo itu yang bernama Sandekala dengan suara yang sangat besar dan berat

     Kemudian Bimo berpindah tempat lagi, sekarang dia sedang berada di keramaian seperti di balai desa jaman dulu dengan bangunan rumah panggung yang semua pondasinya terbuat dari kayu, lantai dari bambu, dan atap tertutup oleh ijuk, orang orang berkumpul untuk melihat penampilan jaipong yang sangat memukau, ternya yang sedang orang orang liat adalah Laksmi, seketika dia bisa menari dengan lincah dan lentur seperti penari profesional, tiba tiba juga dia kaya karena bayaran yang besar dari hasil dia menari. Bimo berpindah tempat lagi, dia kembail ke tempat awal, yaitu rumah gubuk Laksmi, Bimo melihat Laksmi sedang terlentang di kasurnya batuk batuk, sambil menggigil, sepertinya Laksmi sedang sakit. Tiba tiba di pinggir Laksmi ada Sandekala, yaitu genderowo yang Laksmi sembah, Laksmi sangatlah terkejut hingga dia terbangun dari tempat tidurnya.

"Anak didinya ku urang di bawa, da didinya poe ieu teu nari, tungguan sapoe anjeun diobah kuurang jadi genderowo jiga urang!" seru Sandekala si Gerndorowo dengan nada yang sangat marah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun