Mohon tunggu...
Hilda
Hilda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pembaca

suka baca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sandekala

27 Februari 2022   21:55 Diperbarui: 27 Februari 2022   22:02 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya saya Wati." jawab Wati.

"Sepertinya tidak ada gejala yang serius di tubuh nyonya, tetapi tampak dari luar nyonya memiliki bintik bintik merah yang masih bisa diobati." Kata Dokter

   Wati pun berterimakasih kepada Dokter dan bergegas pergi ke mobil sambil memikirkan hal yang dikatan Dokter tadi

"Apa yang sedang aku rasakan, jiwaku merasa sakit, tapi raga ku merasa baik baik saja, apakah benar yang dikatakan oleh perempuan di mobil tadi ada seseorang yang menggangu ku? tapi aku tak percaya, karna hantu sealalu berbohong." Wati berbicara di dalam hati dan berfikir keras mengapa dia seperti ini

   Mereka pulang masih dalam keadaan hujan besar di jam 10 malam, Wati masih dalam keadaan berfikir keras sambil menggaruk badan yang gatal gatal itu. Jam setengah 12 mereka baru sampai rumah, sebenarnya Bima tidak satu rumah dengan Wati, tapi pada malam itu Bima menginap di rumah Wati, karna sudah larut malam yang tidak memungkinkan bima untuk pulang dan untuk menjaga Wati agar tidak terjadi  hal yang diinginkan kepada Wati, ketika memasuki rumah tiba-tiba hati merka gelisah dan hawa rumah yang berubah menjadi sangat panas, meskipun keadaan di luar itu sedang hujan deras. Wati akan mandi pada tengah malam sambil ditemani dengan hujan deras di luar rumah, karena badan Wati yang super gatal dan hawa rumah yang membuat sekujur tubuh dibanjiri keringat, Wati keluar rumah mengambil handuk, lalu dia masuk ke kamar mandi, Wati membuka baju dan berendam terlebih dahulu di bathtub, dia sedang asyik berendam di air hangat sambil melantunkan lagu jawa dengan suara kidung melengking, diiringi suara shower yang menghantam lantai kamat mandi, tetapi ada yang aneh, ketika dia berhenti menyanyikan lagu jawa, tiba-tiba ia mendengar suara kidung perempuan yang melanjutkan nyanyiannya, Wati hanya mendengarkannya, kemudian perempuan itu berhenti bernyanyi yang diakhiri dengan teriakan seperti menangis, tetapi Wati tetap menghiraukannya karena sudah terbiasa, Wati beranjak dari bathtub. Ketika dia sedang gosok gigi sambil bercermin, muncul kembali suara perempuan kidung itu, seketika, Wati terdiam dan merasa kaget ketika mendengar bahwa suara nya sangat mirip dengan Wati, ia pun melihat seorang perempuan sedang menari tarian jaipong di pantulan kacanya, seketika tubuh Wati tertegun diam ketika ada yang menyentuh pundak nya dari belakang, dengan tangan hitam pekat yang sangat licin dipenuhi darah dan nanah, juga berlubang sambil mengeluarkan belatung yang merayar ke leher hingga telinga Wati, tapi ketika dia melihat ke belakang tiba-tiba tangan hitam itu hilang dan melihat tak ada siapapun di kamar mandi itu, seketika suara nyanyian seseorang itu terhenti, Wati pun mempercepat mandinya, Wati mengambil handuk yang di gantung di gantungan dekat pintu, tetapi ketika dia mengambil gantungan itu dia bingung, karena sebelah handuk dia ada selendang untuk menari berwarna hijau dan berlumuran darah yang menetes netes ke lantai kamar mandi, Wati merasa ketakutan dan mempercepat mandinya, ia mengeringkan badannya dengan handuk, ketika dia mengusap wajahnya sambil menutup mata, dia merasa ada wajah di depan muka dia, ketika dia membuka matanya setelahdia teriak karena ada wajah hitam perempuan yang tidak memiliki hidung menatapnya dari dekat, tetapi seketika wajah itu menghilang dibarengi dengan hilangnya selendang yang berwarna hijau. Wati sangat kaget dan tak bisa berkata kata, ia langsung lari ke kamarnya dan memaksakan untuk tidur meskipun insomnia.

    Akhirny ia tertidur, tetapi pada jam 2 malam Wati tidur dengan keadaan gelisah dan tidak bisa diam, ia ketindihan atau bisa di sebut sleep paralicys, ia merasa setengah sadar, tetapi dia susah bergerak dan susah bernafas,  Wati membaca doa di dalam hati agar dia bisa tidur dengan tenang, hingga akhirnya ia tertidur seperti biasa kembali. Dalam tidur nya dia bermimpi, ia sedang berada di sebuah desa, desa itu ada di sekitar Bandung sejak dulu kala, warga di desa itu memakai pakaian adat sunda yang sangat jadul, kemudian ada seorang bocah cilik yang menuntun Wati untuk memasuki sebuah rumah gubuk, di dalam rumah itu ada seseorang wanita yang sangat cantik dan seorang anak yang berumur sekitaran 6 bulan, wanita di dalam rumah itu memakai kebaya dan samping di lengkapi dengan selendang untuk menari yang berwarna hijau, wanita itu menari dengan skill yang sangat buruk dan hampir tidak nisa disebut sebagai penari, tetapi setelah melihat wanita dan anak itu Wati terbangun dan mimpinyapun terpotong.

   Wati menghiraukan mimpi yang terjadi semalam, ia juga tidak begitu ingat apa yang di mimpikan nya. Hari ini adalah hari minggu, Wati libur bekerja, di pagi hari dia bersantai, menonton TV, ngemil, dan melakukan hal hal santai lainnya, di hari minggu itu ia masih merasakan gatal gatal, badan ia bermunculan benjolan dan keluar nanah putih di sertai dengan darah darah kental, dia merasa bodo amat dan menjalaninya dan tidak terlalu memikirkannya. Waktu seiring berjalan, hari libur hampir sudah selesai, senja hari itu tampak sekali cantiknya, di hiasi langit yang berwarna oranye bergradasi biru tua, matahari mulai mulai masuk kembali ke sarangnya, di lengkapi denga pepohonan yang membuat suasana senja di kota Bandung itu sangat indah, sore itu Wati bergegas mandi sebelum adzan maghrib berkumandang, karna dia takut hal yang kemarin terjadi di kamar mandi terjadi pada dirinya. Waktu untuk tidur telah tiba, berhubung besok adalah hari untuk bekerja karena Wati sedang sibuk sibuknya, jadi Wati bernjak tidur  lebih awal tidak seperti biasanya, kali ini ia tidur jam 8, di tengah malam, jam 12 wati kembali bermimpi hal yang aneh, kali ini dia bermimpi dia sedang berada di hutan lepas, pepohonan tinggi tumbuh di mana mana, suara suara hewan yang biasanya bising di daerah hutan sangatlah terdengar, sepertinya hanya Wati sendiri di hutan itu, di dalam mimpi itu ia sangat lah ketakutan karna dia berada sendiri di hutan itu, dia berlari mencari seseorang yang tak tahu kemana arah tujuan nya, tidak berguna dia lari karena tetap saja saja dia berada di dalam hutan yang sama, seperti hutan itu tidak ada ujungnya, ia duduk di bawah pohon yang sangat besar karena dia merasa lelah berlari di dalam hutan, kemudian ia melihat seorang perempuan cantik yang memakai kebaya dan selendang tari berwarna hijau, sepertinya seseorang yang ada di dalam mimpi Wati sekarang sama dengan seseorang yang ada di dalam mimpi ia sebelumnya, wanita itu berlari lari seperti ketakutan sambil menggendong anak yang sama dengan mimipi Wati sebelumnya. Akhirnya wati terbangun oleh suara adzan subuh, ia bergegas mandi, sarapan dan langsung pergi ke tempat kerja dia.

   Malampun datang, Wati merasa sangat lelah setelah seharian bekerja, ia pulang kerumah tidak mandi dan tidak makan dia langsung ke kasur bergegas untuk tidur, ia tertidur sangat lelap, dan Wati terbangun di tengah malam, sekitaran jam 12, dia bergegas untuk mandi karna merasa gatal gatal itu kembali datang, ketika di kamar mandi saat ia sedang gosok gigi, tiba tiba lampu kamar mandi mati begitu saja, tetapi lampu di ruangan lain tetap menyala, ia spontan berteriak dan ketakutan, Wati lari untuk membuka pintu kamar mandi tetapi ketika ia membuka pintunya, ternyata pintu nya susah terbuka, Wati tidak bisa berbuat apa apa, seketika Wati terdiam dan jatuh ke lantai, dan disaat dia berdiri tiba tiba dia menari layaknya seorang penari jaipong profesional, tangan yang begitu lentur, kaki yang lincah, namun dengan mata yang tertutup, Wati menari dalam gelap di kamar mandi tengah malam hingga lampu kamar mandi menyala akhirnmya ia berhenti menari, entah mengapa dia menari, tapi dia tak sadar bahwa dia menari, dia hanya sadar dan tahu bahwa dia sudah tergeletak di lantai kamar mandi dengar badah keadaan basah dan sakit sekujur badan, Wati seperti tidak bisa bergerak, tetapi dia berusaha untuk bergerak keluar dari kamar mandi, beberapa menit dia baru bisa keluar kamar mandi, ia langsung masuk kedalam kamar dan mengunci pintunya rapat rapat, dia berusaha untuk tidur, tetapi dia masih ketakutan, hingga akhirnya beberapa jam berikutnya ia pun tertidur dengan lelap, dan yang ketiga kalinya Wati bermimpi kembali, mimpi Wati kembali tidak masuk akal, Wati bermimpi dia sedang berada di rumah yang sangat percis seprti rumah yang ia mimpikan 2 hari yang lalu, tetapi ada yang beda, jika di mimpi yang pertama Wati melihat seseorang perempuan sedang menari, tetapi berbeda di mimpi yang kali ini Wati melihat seorang wanita yang sangat buruk rupa, dia begitu besar, kuku yang sangat panjang, tajam dan runcing, rambut yang begitu panjang, muka penuh dengan luka, borok, dan keluar nanah, tangannya pun sangat lah menjijikan, penuh borok dan kuku hitam yang sangat panjang, wanita itu tidak memakai baju sama sekali, dia telanjang dada dengan payudarah yang sangat panjang menggelantung ke bawah, bisa di sebut dia adalah makhluk yang sangat buruk rupa, pagi pun datang Wati terbangun dengan keadaan sakit dan pegal pegal sekujur badan.

   Hari wati untuk bekerja di mulai kembali, dengan kondisi Wati yang tidak membaik, mungkin menjadi semakin parah, ketika ia bekerja dia merasa setiap saat setiap waktu dia sangat kehausan, dia sudah beberapa kali bulak balik, ke dispenser untuk mengambil air minum, ketika Wati mengambilnya ke sekian kali, warna air putih yang sudah di pegang Wati dalam gelas berubah menjadi berwarna merah yang begitu pekat dan sangat lah bau amis, ia langsung melihat kembali isi galonnya ternyata yang ia lihat air yang berada di dalam pun berwarna merah, badan Wati sangat sangat lah merah dengan suhu tubuhnya yang sangat tinggi, muka yang pucat, ia pingsan seketika di ruang kerja dia sendiri, teman teman kerjanya membantu dia untuk sadar di kantor itu, tetapi sudah berupaya beberapa kali untuk menyadarkannya, Wati tetap tidak sadar, teman teman kerjanya akhirnya membawa dia pulang ke rumah nya, kebetulan di dalam rumah Wati sedang kumpul keluarga besar.

   Sesampainya di rumah Wati, seluruh keluarga memutuskan untuk mengadakan pengajian karena Wati belum lah sadar hingga saat itu, selama pengajian di mulai di ruang tengah rumah, selama itu Wati di tidur kan di dalam kamarnya, tetapi ketika pengajian berlangsung, sepupu Wati yang bernama Inggit melihat ke arah pintu kamar Wati yang tertutup, dia melihat sesosok wanita besar yang sama percis dengan apa yang ada di dalam mimpi wati malam tadi sosok itu diam di depan pintu kamar Wati yang tertrutup, sosok itu berusahamembuka pintu tersebut tapi dia tak bisa lalu dia menendang nendang pintu itu, ketika sosok itu melihat ke arah Inggit yang sedang melihati dia juga, sekejap sosok itu menghilang tak tahu kemana arah nya, setelah pengajian selesai, Inggit membicarakan apa sosok yang ia lihat tadi kepada Bimo, kaka tertua Wati.

   Ketika itu juga karena keluarganya adalah keluarga indigo, Bimo langsung menelusuri siapakah sosok tinggi dan besar itu, beberapa saat kemudian Inggit kerasukan, Bimo bertanya kepada sosok yang ada di dalam tubuh Inggit itu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun