Sebagai tokoh NU, Gus Dur mempengaruhi gerakan kultural di kalangan santri untuk lebih terbuka terhadap modernitas sambil tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional. sedangkan Cak Nur mendirikan Paramadina sebagai lembaga pendidikan yang mendorong dialog antara tradisi keagamaan dan pemikiran modern, serta menjadi pusat bagi generasi muda untuk mengembangkan pemikiran kritis.
Kedua tokoh ini memiliki kontribusi besar dalam perkembangan pemikiran neomodernisme Islam di Indonesia, namun dengan pendekatan yang berbeda. Gus Dur lebih menekankan pada integrasi tradisi dengan modernitas serta penerapan prinsip-prinsip demokrasi, sementara Cak Nur lebih fokus pada desakralisasi nilai-nilai agama dan pendidikan sebagai alat transformasi sosial. Keduanya telah memberikan sumbangsih signifikan dalam menjawab tantangan zaman bagi umat Islam di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H