Yura tidak menjawabnya, dan memilih bangkit mencari cara untuk pergi. Namun, ketika Yura melihat kearah taman di depannya, Febrian melihat ada darah yang mengalir pada pergelangan tangannya. Menyadari bahwa Ferdian sedang memperhatikan dirinya, Yura berlari kearah taman. Karena khawatir, Febrian mengejarnya hingga mereka lupa bahwa mereka berlari kearah kelas. Yura yang merasa sedang di kejar, memilih bersembunyi di ruangan kelas tempat dirinya mengikuti kelas melukis. Di kelas, dirinya mencari tisu yang biasanya ia bawa didalam tas. Diambilnya tissue untuk mengelap noda yang ada pada tangannya. Nafasnya yang masih tidak beraturan seketika dia terbelalak melihat ada lukisan wajahnya. Wajahnya yang tersenyum dengan latar tempat seperti di dalam ruangan perpustakaan. Lukisan yang setengah jadi namun terlihat professional sekali dalam melukis.
Sontak terkejut saat mengetahui siapa pemiliki sketsa lukisan wajahnya, sedangkan di balik jendela kelas, Febrian berdiri layaknya patung melihat apa yang terjadi di depannya. Waktu 15 menit berlalu, mereka baru sadar dengan keadaannya. Yura memilih keluar dari ruangan kelas tanpa memperhatikan sekitar.
Setelah kejadian tersebut, Yura hampir tidak terlihat mengikuti perkuliahan kelas pintar melukis. Menyadari hal ini, Febrian khawatir dan mencari tahu kepada teman-teman Yura.
Di kantin, Febrian dan teman-temannya duduk sedang memperhatikan sekitar. Tempatnya yang berlokasi outdoor seakan menyatu dengan alam dengan lebih dekat dengan terik matahari, Â Angga yang tiba-tiba mengeluarkan game dan memainkannya. Sementara, Raffi izin menunaikan sholat Dzuhur di Musholla kampus yang tak jauh dari mereka.
Llagi nunggu siapa bro?", tanya Angga setelah melihat Febrian seperti sedang menunggu seseorang.
Dari kejauhan, Febrian melihat Ayu dan Fitri yang sedang membeli beberapa jajanan di kantin.
"Permisi, boleh minta waktunya sebentar?", tanya Febrian kepada keduanya.
Setelah selesai membeli makanan, Ayu dan Fitri menghampiri Febrian dan kawan-kawan.
Mereka duduk berhadapan di kursi kantin yang telah disediakan. Ferdian yang semula sungkan menanyakan suatu hal yang menurutnya penting berubah pikiran dan menjadi berani bertanya tentang keadaan Yura, teman sekelasnya. Mengetahui hal tersebut, Fitri dan Ayu merasa takut diketahui oleh Aira.
"Sudah hampir satu minggu ini Yura izin sakit, dan kami tidak tahu sakit apa", jawab Ayu.
" Semester ini, kalau di kelas dia sering duduk di belakang", sambung Fitri.