Nami kembali mengangguk.
"Mi ...."
"Ya, Mas ...?"
"Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kali?" pinta Heru.
Nami memeluk tubuh pria yang ternyata masih mencintainya itu. Meskipun mereka telah lama berpisah. Merasakan dingin dan lemah tubuhnya. Hingga tumpahan demi tumpahan airmata membasahi setelan rawat inap milik suaminya.
"Aku sayang kamu, Mi. Maafkan suamimu, ya," bisik Heru kemudian.
Sesaat kemudian tangan Heru melemah ... rebah ... terkulai. Lalu, tergolek tanpa detak nadi.Tubuhnya semakin dingin. Pria itu pun akhirnya ... pergi.
Isak yang coba ditahan Nami, pecah. Hidup mulai terasa begitu sepi. Entah mengapa, Â saat itu Nami baru bisa merasakan arti kata RINDU. Setelah kebencian demi kebencian menumpuk di hati kecilnya.
Kepergian begitu menyakitkan. Penuh urai air mata. Namun, beberapa kepergian kadang harus terjadi demi mengobati sebuah LUKA.
"Maafkan aku juga, Mas." Hatinya terus mengatakan kalimat percuma itu. Hingga ia lupa kapan terakhir ia berhenti meminta maaf pada suaminya.
Fin.