Hujan bulan Januari lebih lebat dari biasanya. Sepulang kerja yang tersisa tinggal satu stel pakaian basah. Nami memandang dengan wajah berkerut.
"Haduuh ... tas basah lagi. Mudah-mudahan isinya selamet, mana ada file perusahaan di situ," keluh Nami.
"Kalo capek biar Anto yang cuci, Ma!" seru anak keduanya dari ruang TV.
Nami menoleh. Anak keduanya itu  memang lebih perhatian dari yang lain.
"Kamu jangan TV terus diplototin. Belajarnya udah belum, Dek?"
"Hehehe ... bentar lagi, Ma. Gho Han lagi rame nih," ujar anak bungsunya.
Nami geleng-geleng kepala. Melangkahkan kaki menuju kamar. Lalu, merebahkan tubuhnya yang penat. Sepertinya belum lama Nami memejamkan matanya. Seketika terdengar ketukan di pintu kamar.
"Mama ...." Suara Lili, anak pertamanya.
"Ya Sayang, masuk aja. Mama belum tidur, kok!"
Pintu terbuka. "Ma ... ada Ayah."
Nami terhenyak sesaat. "Ayahmu?"