Mohon tunggu...
Hida Al Maida
Hida Al Maida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara

Seorang introvert yang menyukai seni, puisi, langit, bintang, hujan, laut, bau buku, dan menulis. Punya kebiasaan aneh berbicara dengan diri sendiri, dan mencoret-coret setiap halaman paling belakang buku pelajarannya karena merasa isi kepalanya terlalu meriah, riuh, dan berisik untuk didiamkan begitu saja. Gemar menulis novel, puisi, serta tertarik tentang banyak hal berkaitan dengan hukum, perempuan, dan pendidikan. Baginya, setiap hal di muka bumi ini adalah keindahan dan makna yang perlu diselami sampai jauh, sampai kita menemukan sesuatu bernama hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kita Rehat Saja Dulu (Cerpen)

23 Juni 2023   20:40 Diperbarui: 23 Juni 2023   20:42 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rihga menatapnya serius. Teringat cerita Kanaya tentang hidupnya beberapa waktu lalu yang tak jauh berbeda dari kisah hidup Rihga. Tidak ada orang tua, tidak ada sandaran. Bedanya, jika Rihga masih punya abang, Kanaya sama sekali tidak. Bahkan gadis itu bercerita bahwa dirinya ditemukan di depan sebuah panti asuhan.

"Kalau kamu sendiri, apa alasan kamu bertahan di dunia yang nyebelin ini, Nay?" tanya Rihga. Matanya menyipit sebab matahari makin riang bersinar.

"Alasan-alasan sederhana." Jawaban Kanaya menambah kerutan di kening Rihga. Seperti sebelumnya, Rihga diam menunggunya selesai bicara.

"Dulu waktu SMP, aku sempat malas lanjut SMA karena dibully terus, Kak Rihga. Terus kata Bunda di panti, kita gak boleh menyerah cuma karena keadaan gak sebaik yang kita inginkan. Bunda lalu mengajari aku buat menciptakan alasan-alasan yang membuat aku harus bertahan, sekecil apapun alasannya.

"Lalu, aku masuk SMA karena mau ngerasain menu kantinnya, aku ikut lomba menulis cerpen buat lepas satu jam pelajaran olahraga yang bikin capek, aku masuk kuliah karena pengen pakai baju bebas ke institusi pendidikan, aku bangun pagi dan datang kuliah tepat waktu cuma biar bisa ngobrol dengan bapak-bapak tukang sapu jalan di depan kampus, atau aku senang baca buku karena pengen dibuat jatuh cinta sama gaya tulisan authornya.

"Sesederhana itu, Kak Rihga. Gak usah-usah muluk, deh. Gak usah berharap hal-hal yang terlalu besar, dan berlebihan. Selain karena hal-hal yang berlebihan itu gak baik, kita juga bisa sakit sendiri. Jadi ya, nikmati aja. Toh, hidup ini seperti buku kan, Kak Rihga? Gak semua babnya diisi bagian-bagian buruk, pasti ada bagian-bagian manis dan menyenangkannya."

Amarah yang bergumul di dada Rihga, perlahan menguap. Laki-laki itu membuang nafasnya pelan. Kanaya itu menyebalkan kalau sudah bicara dan mematahkan ucapan-ucapannya. Namun di sisi lain, Rihga diam-diam mengaguminya.

Alasan-alasan kecil untuk bertahan hidup. Rihga mengingatnya dalam kepala. Keinginannya untuk segera pulang dan tidur, buyar. Kembali ke kampus menjadi pilihan terbaiknya saat ini.

"Kanaya," panggilnya. "Aku mau balik lagi ke kampus. Kamu lagi punya niatan baik buat menemani aku nggak?"

Kanaya mengangguk dengan senyum mengembang. Gadis itu berjalan mendahuluinya ke pinggir trotoar, bersiap menyeberang. Namun, masih ada satu hal lain yang mengusik perasaan Rihga.

"Kanaya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun