Ibu mengenalku jauh lebih baik dari yang kuduga. Bahkan, untuk perasaan-perasaan yang tidak kutahu namanya, Ibu bisa mengenalinya dengan baik.
      "Apa yang terjadi?" tanyaku.
      "Tidak ada," jawab Ibu. "Ibu hanya menemukan album foto lama yang kau simpan. Ada foto Ibu waktu masih muda di sana rupanya. Foto Ibu dengan ayahmu."
      Aku tidak ingat jelas soal foto itu.
      "Ibu hanya melihat masa muda Ibu, Rui. Dan... tidak ada yang menyangka jika itu akan terasa pilu."
      "Kenapa?"
      "Karena Ibu melihat mimpi yang pernah Ibu miliki, hal-hal yang dulu Ibu lakukan, hal-hal yang membuat hati Ibu terasa penuh dan hidup. Ibu hanya merindukannya, Rui."
      Lihat, betapa hebat manusia. Perkara kecil saja bisa membuat mereka melakukan hal besar.
      "Semua orang akan merindukan masa mudanya, pada akhirnya," lanjut Ibu.
      "Apa Ibu menyesal sudah menikah?" tanyaku.
      "Ibu tidak pernah menyesal telah memilih ayahmu, memilikimu dan kakak-kakakmu."