Mohon tunggu...
Hida Al Maida
Hida Al Maida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Sumatera Utara

Seorang introvert yang menyukai seni, puisi, langit, bintang, hujan, laut, bau buku, dan menulis. Punya kebiasaan aneh berbicara dengan diri sendiri, dan mencoret-coret setiap halaman paling belakang buku pelajarannya karena merasa isi kepalanya terlalu meriah, riuh, dan berisik untuk didiamkan begitu saja. Gemar menulis novel, puisi, serta tertarik tentang banyak hal berkaitan dengan hukum, perempuan, dan pendidikan. Baginya, setiap hal di muka bumi ini adalah keindahan dan makna yang perlu diselami sampai jauh, sampai kita menemukan sesuatu bernama hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Gaun Putih dan Kue Cokelat (Bagian 2 dari SPdPK)

6 Desember 2022   23:34 Diperbarui: 6 Desember 2022   23:46 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nak, mereka yang benar-benar menyayangimu tidak akan pernah merasa benar-benar tersiksa. Karena dengan bersama orang yang mereka sayangilah mereka merasa hidup."

Seperti itulah isi di dalam hati Anayati untuk anak satu-satunya.

"Tapi, Bu, aku tidak ingin serakah," bantah Renjana. Sekonyong-konyong, dia membuka mata. Pilu di dalam hati Anayati menjadi menatap sorot matanya yang tak bernyawa. Sayang, kemampuannya untuk menahan air mata tak lagi bisa diandalkan. Wanita itu cepat-cepat mengusap sudut matanya.

"Kalau begitu, tidak apa-apa," ujar Anayati dengan suara serak menahan tangis. "Kalau menjadi serakah sangat memberatkan kamu, Ibu akan ikhlas, Sayang. Ibu tidak akan menuntut apapun."

"Ayah juga pasti setuju denganku, kan?"

Anayati hanya mengangguk. Andai Anayati setegar Raiz, barangkali dia bisa merangkai kata-kata yang bisa dibawa Renjana sebagai hadiah perpisahan.

Renjana memejamkan matanya kembali. Deru nafasnya pendek, tetapi tidak tersenggal. Dalam pejam matanya, gadis itu menyebutkan satu-satu keinginannya. Semua yang akan dikabulkan Anayati dengan kucuran air mata.

"Bu, aku juga tidak ingin sekolah lagi."

"Aku juga tidak akan menulis lagi."

"Aku mau tinggal di sini selamanya, Bu."

"Jangan lupa belikan aku gaun putih, ya, Bu. Aku mau memakainya di hari lebaran tahun depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun