Mohon tunggu...
Hesti Marnahati
Hesti Marnahati Mohon Tunggu... Guru - Guru

HESTI MARNAHATI RAHAYU, terlahir di kota Ponorogo pada tanggal 26 Juni 1993. Saat ini bekerja sebagai pendidik di SMP Negeri 2 Gemolong. Selain mengajar juga menjadi Ibu rumah tangga yang tinggal bersama keluarga kecilnya di kabupaten Sragen. Mengajar sebagai guru Bahasa Indonesia adalah kebanggaan karena menjadi kewajiban kita untuk mengagungkan Bahasa kita yaitu “Bahasa Indonesia”

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik di Sekolah

28 Mei 2023   12:43 Diperbarui: 28 Mei 2023   13:00 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi Dengan Menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Media Audio Visual pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Gemolong.

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik dalam materi kemampuan menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. banyak siswa yang masih kesulitan dalam menganalisis dan membuktikan kalimat yang menunjukkan adanya unsur kebahasaan dalam teks cerita fantasi. Masalah ini menjadi satu hal yang perlu dipecahkan dalam proses pembelajaran. Penyebab terjadinya hal itu karena peserta didik kurang dilibatkan untuk belajar bersama kelompok (kooperatif learning), media yang kurang menarik, LKPD yang membosankan, dan kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.

Selama ini proses pembelajaran juga masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif rendah yaitu: level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan C3 (Aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran (PH,PTS,PAS) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills) . Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Oleh karena itu praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan karena, sebagai berikut: 1. Praktik pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman tentang menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 2. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. 3. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 4. Meningkatkan keaktifan peserta didik ketika berkelompok. 5. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi guru lain dalam mendesain perangkat pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 6. Menambah referensi dalam membuat perangkat pembelajaran. 7. Dapat dijadikan referensi jika terdapat kesamaan situasi dalam pembelajaran.

Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah guru yang bertanggung jawab meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik dalam menentukan materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. Selain itu saya juga mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan media audio visual.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarakan hasil kajian literatur dan identifikasi masalah dengan melakukan refleksi diri melalui wawancara kepada rekan sejawat, waka kurikulum, kepala sekolah dan peserta didik pada materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu:

  • Peserta didik kurang memahami materi menganalisis struktur dan kebahasaan teks Cerita Fantasi.
  • Pembelajaran masih berpusat dari guru, sehingga kurang partisipasi dari peserta didik dalam belajar.
  • Peserta didik kurang aktif ketika berkelompok.
  • Pendidik belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
  • Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran harus tersedia, seperti layar LCD dan jaringan internet yang stabil.

Berdasarkan penyebab dari permasalahan rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi, maka tantangan yang dihadapi guru sebagai berikut.

Penggunaan media dan model pembelajaran yang inovatif.

Menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

Peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok.

Berdasarkan 3 tantangan yang telah dikemukakan maka pihak-pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi antara lain: 

Pendidik memiliki peran dalam hal kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang pendidik yakni, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi.

Teman sejawat juga memberikan masukan mengenai materi dan teknik mengajar yang akan digunakan.

Sekolah harus menyediakan sarana yanng dibutuhkan.

Orang tua harus memberi motivasi belajar dan memfasilitasi sarana pendukung belajar bagi peserta

Peserta didik memiliki peran untuk aktif dalam pembelajaran.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Berdasarkan kendala dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran oleh pendidik dan peserta didik, maka dilakukanlah langkah-langkah berikut:

  • Penggunaan media dan model pembelajaran yang inovatif.
  • Berkaitan dengan media pembelajaran Pendidik harus dapat menggunakan media yang dekat dengan dunia peserta didik yaitu media yang berbasis pendekatan TPACK sehingga peserta didik lebih tertarik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
  • Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media dan model yang inovatif berdasarkan kebutuhan siswa yakni Model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantu media Audio Visual yang memiliki gambar menarik dan suara jelas.
  • Proses pemilihan media dan model pembelajaran inovatif yaitu dengan memelajari beraneka ragam media dan model pembelajaran memalui kajian literatur dan wawancara sehingga terpilih penggunaan media Audio Visual dengan pemilihan video teks cerita fantasi yang terbaru. Pihak yang terlibat dalam pemilihan media pembelajaran inovatif yakni teman sejawat .
  • Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan media pembelajaran inovatif yakni jaringan internet untuk menelusuri kajian literartur, dan mencari referensi berbagai video cerita fantasi bergambar.

  • Menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
  • Model pembelajaran yang dilakukan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi yakni dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Pendidik juga harus dapat memahami sintaks dari model pembelajaran yang dipilihnya dari mulai tahap satu hingga akhir yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
  • Proses pemilihan materi Teks Cerita Fantasi yaitu dengan cara melakukan wawancara terhadap teman sejawat dan peserta didik.
  • Berkaitan dengan penilaian Pendidik melakukan penilaian dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan media ini adalah jaringn internet.

Hasil penilaian keterampilan sebelum menggunakan model PBL berbantu media Audio Visual

Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan Kelas VII D

Tujuan Pembelajaran :  Menelaah Struktur Teks Cerita Fantasi dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi

 

Tabel 1. Nilai sebelum menggunakan model PBL dan Media Audio Visual

 

Hasil penilaian keterampilan sesudah menggunakan model PBL berbantu media Audio Visual

Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan Kelas VII D

Tujuan Pembelajaran :  Menelaah Struktur Teks Cerita Fantasi dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi

 

 

Tabel 1.1

Nilai Sebelum Menggunakan Model PBL dan Media Audio Visual

Nilai

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

0 - 59

-

60 - 69

24

76%

70 - 79

4

12%

80 - 89

4

12%

90 - 100

-

Jumlah

32

100%

Tabel 1.1

Nilai Sesudah Menggunakan Model PBL dan Media Audio Visual

Nilai

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

0 - 59

-

-

60 - 69

-

-

70 - 79

-

-

80 - 89

25

75%

90 - 100

7

25%

Jumlah

32

100%

Keterangan: Hasil dari tabel 1.1 dan tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai peserta didik dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi dengan menggunakan model PBL dan berbantu media audio visual mengalami peningkatan hingga 75%.

Berikut tahap-tahap dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi dengan menggunakan model pemebelajaran Problem Based Learning berbantu media Audio Visual.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Pembelajaran materi menganalisis srtuktur dan kaidah kebahasaan teks cerita fantasi yang dikemas dengan memadukan model pembelajaran PBL dan media audio visual berbasis TPACK memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami materi tersebut. Hal ini memberikan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perpaduan dua metode memberikan kemudahan bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Dampak dari penerapan media audio visual berbasis TPACK membuat peserta didik dapat memahami bagaimana cara yang tepat untuk menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi lebih bersemangat dan tidak cepat bosan selama proses pembelajaran, karena seluruh siswa secara bersama-sama terlibat dalam proses pembelajaran dengan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. 2. Penggunaan model pembelajaran PBL yang dipadukan dengan penggunaan TPACK membuat peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini terlihat dari indikator keaktifan yang lebih baik dan peningkatan hasil belajar dari sebelum hingga sesudah memadukan model pembelajaran inovatif PBL dengan penggunaan media Audio Visual menjadikan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sebagian besar respon peserta didik terhadap materi menganalisis srtuktur dan kaidah kebahasaan teks cerita fantasi sangat efektif. Hal ini disebabkan Penggunaan media dan model yang inovatif, penciptaan proses belajar yang menyenangkan, dan peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok. Melalui proses belajar yang menyenangkan yakni penggunaan media audio visual memberikan motivasi ketika pembelajaran menjadikan peserta didik aktif, sehingga terjadi peningkatan dalam hasil belajar materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. Selain itu ini dibuktikan dari hasil angket respon peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Faktor keberhasilan pembelajaran materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi juga ditentukan oleh kompetensi guru yakni kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dalam melakukan pengelolaan kelas yang meliputi penggunaan media dan model yang inovatif, penciptaan proses belajar yang menyenangkan, dan peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok untuk membantu motivasi belajar siswa di kelas. Peran teman sejawat juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajran ini, terutama dalam proses pemberian masukan megenai materi dan teknik mengajar yang akan digunakan. Selain itu peran aktif siswa dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan menggunakan pendekatan, model, serta metode yang tepat. Dengan demikian, secara keseluruhan proses pembelajaran tentang materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi berhasil dilaksanakan dengan baik.

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik dalam materi kemampuan menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. banyak siswa yang masih kesulitan dalam menganalisis dan membuktikan kalimat yang menunjukkan adanya unsur kebahasaan dalam teks cerita fantasi. Masalah ini menjadi satu hal yang perlu dipecahkan dalam proses pembelajaran. Penyebab terjadinya hal itu karena peserta didik kurang dilibatkan untuk belajar bersama kelompok (kooperatif learning), media yang kurang menarik, LKPD yang membosankan, dan kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran kurang berpusat kepada peserta didik, peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan dari guru.

Selama ini proses pembelajaran juga masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif rendah yaitu: level C1 (mengingat), level C2 (memahami) dan C3 (Aplikasi). Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran (PH,PTS,PAS) yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills) . Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Oleh karena itu praktik pembelajaran ini sangat penting dibagikan karena, sebagai berikut: 1. Praktik pembelajaran ini dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan pemahaman tentang menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 2. Meningkatkan semangat belajar peserta didik. 3. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. 4. Meningkatkan keaktifan peserta didik ketika berkelompok. 5. Praktik pembelajaran ini dapat memotivasi guru lain dalam mendesain perangkat pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 6. Menambah referensi dalam membuat perangkat pembelajaran. 7. Dapat dijadikan referensi jika terdapat kesamaan situasi dalam pembelajaran.

Peran dan tanggung jawab saya sebagai pendidik adalah guru yang bertanggung jawab meningkatkan motivasi dan semangat belajar peserta didik dalam menentukan materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. Selain itu saya juga mendesain pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan media audio visual.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarakan hasil kajian literatur dan identifikasi masalah dengan melakukan refleksi diri melalui wawancara kepada rekan sejawat, waka kurikulum, kepala sekolah dan peserta didik pada materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu:

  • Peserta didik kurang memahami materi menganalisis struktur dan kebahasaan teks Cerita Fantasi.
  • Pembelajaran masih berpusat dari guru, sehingga kurang partisipasi dari peserta didik dalam belajar.
  • Peserta didik kurang aktif ketika berkelompok.
  • Pendidik belum sepenuhnya melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
  • Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran harus tersedia, seperti layar LCD dan jaringan internet yang stabil.

Berdasarkan penyebab dari permasalahan rendahnya kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi, maka tantangan yang dihadapi guru sebagai berikut.

Penggunaan media dan model pembelajaran yang inovatif.

Menciptakan proses belajar yang menyenangkan.

Peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok.

Berdasarkan 3 tantangan yang telah dikemukakan maka pihak-pihak yang terlibat dalam upaya meningkatkan kemampuan menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi antara lain: 

Pendidik memiliki peran dalam hal kompetensi yang harus dimiliki sebagai seorang pendidik yakni, kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi.

Teman sejawat juga memberikan masukan mengenai materi dan teknik mengajar yang akan digunakan.

Sekolah harus menyediakan sarana yanng dibutuhkan.

Orang tua harus memberi motivasi belajar dan memfasilitasi sarana pendukung belajar bagi peserta

Peserta didik memiliki peran untuk aktif dalam pembelajaran.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Berdasarkan kendala dan tantangan yang dihadapi dalam proses pembelajaran oleh pendidik dan peserta didik, maka dilakukanlah langkah-langkah berikut:

  • Penggunaan media dan model pembelajaran yang inovatif.
  • Berkaitan dengan media pembelajaran Pendidik harus dapat menggunakan media yang dekat dengan dunia peserta didik yaitu media yang berbasis pendekatan TPACK sehingga peserta didik lebih tertarik dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan.
  • Strategi yang dilakukan guru dalam pemilihan media dan model yang inovatif berdasarkan kebutuhan siswa yakni Model pembelajaran Problem Based Learning dengan berbantu media Audio Visual yang memiliki gambar menarik dan suara jelas.
  • Proses pemilihan media dan model pembelajaran inovatif yaitu dengan memelajari beraneka ragam media dan model pembelajaran memalui kajian literatur dan wawancara sehingga terpilih penggunaan media Audio Visual dengan pemilihan video teks cerita fantasi yang terbaru. Pihak yang terlibat dalam pemilihan media pembelajaran inovatif yakni teman sejawat .
  • Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan media pembelajaran inovatif yakni jaringan internet untuk menelusuri kajian literartur, dan mencari referensi berbagai video cerita fantasi bergambar.

  • Menciptakan proses belajar yang menyenangkan.
  • Model pembelajaran yang dilakukan guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi yakni dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Pendidik juga harus dapat memahami sintaks dari model pembelajaran yang dipilihnya dari mulai tahap satu hingga akhir yang dituangkan dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
  • Proses pemilihan materi Teks Cerita Fantasi yaitu dengan cara melakukan wawancara terhadap teman sejawat dan peserta didik.
  • Berkaitan dengan penilaian Pendidik melakukan penilaian dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
  • Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan media ini adalah jaringn internet.

Hasil penilaian keterampilan sebelum menggunakan model PBL berbantu media Audio Visual

Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan Kelas VII D

Tujuan Pembelajaran :  Menelaah Struktur Teks Cerita Fantasi dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi

 

Tabel 1. Nilai sebelum menggunakan model PBL dan Media Audio Visual

 

Hasil penilaian keterampilan sesudah menggunakan model PBL berbantu media Audio Visual

Instrumen Penilaian Kognitif/Pengetahuan Kelas VII D

Tujuan Pembelajaran :  Menelaah Struktur Teks Cerita Fantasi dan Unsur Kebahasaan Teks Cerita Fantasi

 

Tabel 2. Nilai sesudah menggunakan model PBL dan Media Audio Visual

 

 

 

Tabel 1.1

Nilai Sebelum Menggunakan Model PBL dan Media Audio Visual

Nilai

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

0 - 59

-

60 - 69

24

76%

70 - 79

4

12%

80 - 89

4

12%

90 - 100

-

Jumlah

32

100%

Tabel 1.1

Nilai Sesudah Menggunakan Model PBL dan Media Audio Visual

Nilai

Frekuensi

Frekuensi Relatif (%)

0 - 59

-

-

60 - 69

-

-

70 - 79

-

-

80 - 89

25

75%

90 - 100

7

25%

Jumlah

32

100%

Keterangan: Hasil dari tabel 1.1 dan tabel 1.2 di atas dapat disimpulkan bahwa perolehan nilai peserta didik dalam pembelajaran menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi dengan menggunakan model PBL dan berbantu media audio visual mengalami peningkatan hingga 75%.

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Pembelajaran materi menganalisis srtuktur dan kaidah kebahasaan teks cerita fantasi yang dikemas dengan memadukan model pembelajaran PBL dan media audio visual berbasis TPACK memberikan kemudahan peserta didik dalam memahami materi tersebut. Hal ini memberikan motivasi peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perpaduan dua metode memberikan kemudahan bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Dampak dari penerapan media audio visual berbasis TPACK membuat peserta didik dapat memahami bagaimana cara yang tepat untuk menganalisis struktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi lebih bersemangat dan tidak cepat bosan selama proses pembelajaran, karena seluruh siswa secara bersama-sama terlibat dalam proses pembelajaran dengan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif. 2. Penggunaan model pembelajaran PBL yang dipadukan dengan penggunaan TPACK membuat peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, hal ini terlihat dari indikator keaktifan yang lebih baik dan peningkatan hasil belajar dari sebelum hingga sesudah memadukan model pembelajaran inovatif PBL dengan penggunaan media Audio Visual menjadikan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Sebagian besar respon peserta didik terhadap materi menganalisis srtuktur dan kaidah kebahasaan teks cerita fantasi sangat efektif. Hal ini disebabkan Penggunaan media dan model yang inovatif, penciptaan proses belajar yang menyenangkan, dan peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok. Melalui proses belajar yang menyenangkan yakni penggunaan media audio visual memberikan motivasi ketika pembelajaran menjadikan peserta didik aktif, sehingga terjadi peningkatan dalam hasil belajar materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi. Selain itu ini dibuktikan dari hasil angket respon peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Faktor keberhasilan pembelajaran materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi juga ditentukan oleh kompetensi guru yakni kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dalam melakukan pengelolaan kelas yang meliputi penggunaan media dan model yang inovatif, penciptaan proses belajar yang menyenangkan, dan peningkatan keaktifan siswa ketika berkelompok untuk membantu motivasi belajar siswa di kelas. Peran teman sejawat juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajran ini, terutama dalam proses pemberian masukan megenai materi dan teknik mengajar yang akan digunakan. Selain itu peran aktif siswa dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan menggunakan pendekatan, model, serta metode yang tepat. Dengan demikian, secara keseluruhan proses pembelajaran tentang materi menganalisis srtuktur dan unsur kebahasaan teks cerita fantasi berhasil dilaksanakan dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun