3.Adanya peraturan yang menjadikan sisa menjadi bosan dan menjadikan peserta didik tersebut mencari hal-hal untuk menghindari hukum tersebut.
4.Keluarnya faktor berasal luar lingkungan pendidikan yang mempengaruhi dengan cara menyampaikan pengetahuan negatif sebagai akibatnya mendorong terbentuknya suatu geng suatu pendidikan.
5.Peserta didik masih pada proses pencarian jati diri sebagai salah satu upaya menunjukkan kekuasaan dan kekuatan.
2.Tawuran-Tawuran Antar Pelajar
Tawuran antar pelajar memang acapkali terdengar ditelinga masyarakat Indonesia, serta kerap kali diberitakan oleh media masa. Sangat disayangkan bila ada pertikaian antar pelajar mengingat tugas utama pelajar merupakan belajar bukan untuk tawuran. Hal-hal yang mengakibatkan tawuran biasanya diawali dari pembentukan geng-geng di lingkungan sekolah.
Dari geng tersebut, kemudian memunculkan rasa persahabatan, solidaritas, dan loyalitas yang kuat sehingga berakibat antar anggotanya merasa satu bagian tidak bisa dipisah. Jika mana terdapat anggota yang memperoleh persoalan, seluruh anggota pun langsung turun tangan untuk membantu menyelesaikan, tetapi sayangnya cara yang ditempuh biasanya berupa perkelahian antar siswa di lain institusi pendidikan.
3.Konflik antara Orang Konflik antara Orang Tua peserta didik dan pengajar
Model konflik di lingkungan sekolah selanjutnya yaitu perselisihan paham antara orang tua peserta didik serta guru. Biasanya hal tersebut timbul karena banyak sekali faktor yang berakibat orang tua tidak terima, serta berikut ini adalah beberapa penyebab perseteruan ini, yaitu :
1.Persoalan eksklusif
2.Kurangnya perhatian guru terhadap orang tua siswa.
3.Cara komunikasi guru yang kurang profesional.