Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Warisan Kolonial dan Dinamika Hukum Administrasi Negara

24 November 2024   12:29 Diperbarui: 26 November 2024   10:32 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman terhadap ruang lingkup HAN memungkinkan kita untuk melihat bagaimana hukum administrasi dapat menjadi instrumen reformasi birokrasi sekaligus pelindung hak-hak dasar warga negara.

Sejarah HAN di Indonesia juga memberikan pelajaran tentang bagaimana hukum dapat digunakan baik sebagai alat kontrol maupun sebagai sarana pembebasan

Warisan kolonial memberikan pemahaman historis tentang potensi penyalahgunaan hukum administrasi untuk kepentingan penguasa.

Oleh karena itu, memahami evolusi HAN membantu kita merumuskan reformasi yang lebih adil dan berpihak pada rakyat, sejalan dengan cita-cita demokrasi dan keadilan sosial.

Sejarah Hukum Administrasi Negara 

Hukum Administrasi Negara (HAN) memiliki sejarah panjang yang mencerminkan evolusi sistem pemerintahan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Perkembangannya tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika sosial-politik, tetapi juga oleh perubahan paradigma negara dalam menjalankan fungsi-fungsinya. 

Dari konsep negara penjaga malam (nachtwakerstaat) hingga negara kesejahteraan (welfare state), HAN telah menjadi instrumen hukum untuk memastikan tata kelola pemerintahan yang efektif dan berkeadilan.

Di Eropa, cikal bakal HAN dapat dilacak sejak Abad Pertengahan ketika sistem feodalisme mendominasi pemerintahan.

Pada masa itu, administrasi negara dijalankan oleh bangsawan lokal yang bertindak atas nama raja atau kaisar.

Namun, perubahan terjadi pada Zaman Pencerahan (abad ke-17 dan ke-18) ketika ide-ide tentang pemisahan kekuasaan, supremasi hukum, dan kebebasan individu mulai berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun