Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Liburan Macet, Hati Terasa Sesak

18 September 2024   20:21 Diperbarui: 18 September 2024   20:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : otomotif.kompas.com)

Selain infrastruktur, faktor perilaku wisatawan juga berperan besar dalam masalah kemacetan. Oleh karena itu, edukasi menjadi komponen penting dalam strategi penanganan kemacetan wisata. Pemerintah dan masyarakat lokal dapat bekerja sama untuk mengedukasi wisatawan tentang etika berlalu lintas dan pentingnya bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Di Yogyakarta, misalnya, pemerintah kota bekerja sama dengan komunitas lokal untuk menjalankan program "Jogja Istimewa, Tertib Berlalu Lintas". Program ini tidak hanya menargetkan penduduk lokal, tetapi juga wisatawan, dengan menyebarkan informasi melalui media sosial dan papan informasi di tempat-tempat wisata, (D. Menichetti, 2023). Inisiatif semacam ini dapat membantu menciptakan budaya berkendara yang lebih tertib dan mengurangi kemacetan.

Inovasi dalam pengelolaan destinasi wisata juga menjadi kunci untuk mengatasi masalah kemacetan. Pemerintah dan pengelola wisata perlu berpikir kreatif untuk menemukan cara-cara baru dalam mendistribusikan arus wisatawan dan mengurangi kepadatan di titik-titik wisata populer.

Salah satu contoh inovatif adalah penerapan sistem reservasi online di Taman Nasional Komodo. Sistem ini memungkinkan pembatasan jumlah pengunjung per hari, sehingga mengurangi kepadatan dan menjaga kelestarian lingkungan. Di tempat lain, seperti di Borobudur, pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan waktu kunjungan dan peningkatan harga tiket untuk mengendalikan jumlah pengunjung.

Inovasi lain yang patut dipertimbangkan adalah pengembangan atraksi wisata alternatif di sekitar destinasi utama. Hal ini dapat membantu mendistribusikan wisatawan ke area yang lebih luas, mengurangi tekanan pada satu titik wisata tertentu.

Pada akhirnya, mengatasi masalah kemacetan wisata membutuhkan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pemerintah pusat dan daerah harus bekerja sama dalam pengembangan infrastruktur, sementara masyarakat lokal dan pengelola wisata berperan penting dalam edukasi dan inovasi manajemen destinasi. Dengan kolaborasi yang erat dan implementasi strategi yang tepat, kita dapat berharap untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih nyaman dan berkelanjutan bagi semua pihak. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun