Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Liburan Macet, Hati Terasa Sesak

18 September 2024   20:21 Diperbarui: 19 September 2024   18:43 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, menggunakan transportasi publik juga lebih ramah lingkungan. Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan transportasi umum dapat mengurangi emisi karbon hingga 45% dibandingkan dengan penggunaan mobil pribadi.

Perencanaan yang matang adalah kunci perjalanan yang lancar. Manfaatkan aplikasi navigasi seperti Waze atau Google Maps untuk memantau kondisi lalu lintas secara real-time dan menemukan rute alternatif jika diperlukan. Jangan lupa untuk menyiapkan beberapa rencana cadangan.

Misalnya, jika rute utama macet, pastikan Anda sudah mempelajari jalur alternatif yang bisa diambil.

Penting untuk diingat bahwa meski kita sudah merencanakan sebaik mungkin, kemacetan terkadang tetap tidak bisa dihindari sepenuhnya.

Dalam situasi seperti ini, sikap yang tepat adalah tetap tenang dan sabar. Ingatlah bahwa tujuan utama liburan adalah untuk menikmati perjalanan dan melepas penat, bukan untuk stres karena terjebak macet.

Peran Pemerintah dan Masyarakat Mengatasi Kemacetan Wisata

Salah satu langkah dalam mengatasi kemacetan wisata adalah pengembangan infrastruktur yang memadai. Namun, hal ini membutuhkan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat dapat menyediakan anggaran dan kerangka kebijakan, sementara pemerintah daerah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan spesifik di lapangan.

Contoh kolaborasi efektif dapat dilihat di Bali, di mana pemerintah pusat dan daerah bekerja sama dalam proyek pembangunan underpass di Simpang Ngurah Rai. Proyek ini berhasil mengurangi kemacetan di salah satu titik tersibuk di pulau tersebut, (M. Taufik et al, 2023). Keberhasilan ini menunjukkan bahwa sinergi antara berbagai tingkat pemerintahan dapat menghasilkan solusi infrastruktur.

Selain infrastruktur, faktor perilaku wisatawan juga berperan besar dalam masalah kemacetan. Oleh karena itu, edukasi menjadi komponen penting dalam strategi penanganan kemacetan wisata. Pemerintah dan masyarakat lokal dapat bekerja sama untuk mengedukasi wisatawan tentang etika berlalu lintas dan pentingnya bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Di Yogyakarta, misalnya, pemerintah kota bekerja sama dengan komunitas lokal untuk menjalankan program "Jogja Istimewa, Tertib Berlalu Lintas".

Program ini tidak hanya menargetkan penduduk lokal, tetapi juga wisatawan, dengan menyebarkan informasi melalui media sosial dan papan informasi di tempat-tempat wisata, (D. Menichetti, 2023). Inisiatif semacam ini dapat membantu menciptakan budaya berkendara yang lebih tertib dan mengurangi kemacetan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun