PANÂ Balik Arah Nempel Jokowi, Elektabilitas Gerindra Kalahkan PDIPÂ
Ditulis Oleh :
Heru Subagia
Caleg DPR RI dari PAN Nomor 8 Dapil Indramayu dan Cirebon
Banyak diprediksi jika Paslon Capres -Cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan menjadi pemenang Pilpres 2024 kendati harus melalui pertarungan di Putaran Kedua Pilpres. Â Yang menjadi argumentasinya bahwa Paslon Capres nomor urut 2 tersebut diusung oleh koalisi gemuk partai parlemen dan Partai non parlemen serta partai baru .
Paslon Prabowo -Gibran didukung oleh kekuatan politik yang sangat gemuk alias koalisi gemuk. Usai bergabungnya PAN dan Golkar, maka Prabowo telah mengantongi lima dukungan parpol untuk maju bertarung di Pilpres 2024. Didukung oleh kekuatan penuh partai parlemen, Â Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar sebagai partai pengusung dan PBB besutan Yusril Ihza Mahendra sebagai partai pendukung.
Tidak semua parpol paska bergabung mendukung Prabowo -Gibran mendapatkan efek elektoral positif. Yang jelas jika justru Gerindra menjadi parpol pengusung utama di mana Prabowo sebagai Ketua Umum Partai yang memperoleh pencapaian keuntungan secara fantastis. Berkah pencalonan dirinya yang ke -3 sebagai capres memberikan dampak elektabilitas Gerindra naik pesat.
Bukan menjadi kejutan lagi jika Gerindra akhirnya menjadi partia dengan elektabilitas paling tinggi dan mampu  mengalahkan PDIP. Elektabilitas Gerindra pada survei kali ini sebesar 21,9 persen atau naik 3 persen dibandingkan survei per Agustus 2023 yang mencatatkan 18,9 persen.
Posisi kedua, PDIP dengan perolehan 18,3 persen pada Desember 2023 atau turun sebanyak 6,1 persen dibanding survei Agustus 2023.
Pada survei Agustus 2023 lalu, posisi ketiga diraih PKB. Sementara survei terbaru Litbang Kompas, partai Golkar menyalip dengan perolehan suara 8 persen. PKB kini berada di posisi keempat dengan perolehan elektabilitas survei 7,4 persen.
Pada posisi kelima hingga ketujuh mengalami perubahan. Posisi Demokrat yang per Agustus lalu berada di posisi kelima, kini harus turun posisi usai disalip Nasdem.
Nasdem kini memperoleh 4,9 persen. Sementara Demokrat dan PKS sama-sama memperoleh 4,5 persen suara. PAN tetap pada posisi kedelapan dengan raihan survei per Desember 2023 yakni 4,2 persen.
Dalam survei ini ada juga hal yang menarik, PSI yang biasanya di bawah 1 persen, per Desember 2023 naik menjadi 2,6 persen. Bahkan partai yang kini dinakhodai putra bungsu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep itu menyalip posisi PPP yang saat ini menjadi partai yang berada di parlemen.
Jika disimpulkan dari hasil survei nasional terbaru terkait keterpilihan partai pada Pileg 2024, Selasa (12/12) terlihat elektabilitas partai Gerindra berada di urutan pertama.
Tentunya dari hasil survei tersebut  menjadi rujukan akan terjadinya  bencana besar bagi PDIP sebagai partai pemenang 2 kali  yakni tahun 2015 dan 2019. PDIP jika tidak menyadari elektabilitas nya udah kedodoran , dilarikan jika untuk pemilu berikutnya terancam kalah di pemilu 2024 nanti.
Benarkan elektabilitas PAN naik akibat coattail effeck Prabowo Subianto? Bukannya Gerindra yang justru menikmati langsung melesatnya elektabilitas atas pencapresan Ketum Gerindra itu sendiri ?
Jika membedah hasil Survei dari lembaga Survei IPO ada anggapan bahwa karena dukung Prabowo jadi Capres, elektabilitas PAN naik pesat. Â Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei terbarunya pada Senin (20/11). Survei tersebut menunjukkan elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) yang naik 6,4%, sehingga membuatnya berada di posisi keenam.
Dikatakan oleh Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menyebut salah satu faktor meroketnya elektabilitas PAN, lantaran bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mendukung pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran.
"Keputusan PAN bergabung dengan KIM sudah tepat, karena tingkat elektabilitas Prabowo saat ini juga tertinggi dibandingkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).
Bagiamana Hasil Survei terbaru dari Litbang Kompas ? Apakah PAN masih kokoh berada di angka 6 persen elektabilitasnya? Adalah hubungan perolehan elektabilitas PAN dengan pilihan dukungan ke Prabowo Subianto?
Kesimpulan dari hasil survey Litbang Kompas berbeda jauh dengan hasil survey Indonesian Political Opinion ( IPO ) dimana lembaga survei ini menyimpulkan jika PAN naik pesat elektabilitasnya akibat mendukung Prabowo Subianto yang juga sedang mengalami lonjakan pesat elektabilitasnya sebagai capres. Kompas tidak  melakukan aneksasi isu PAN dan dukungannya ke Prabowo Subianto di pemilu 2024. Kompas hanya menyatakan jika elektabilitas PAN mengalami kenaikan tipis menjelang 2 bulan dilakukan pemungutan suara.
Sepertinya PAN sudah paham dan sadar jika hanya Prabowo dan Gerindra yang meraih banyak keuntungan dalam ajang kontestasi pileg dan pilpres 2024. Gejala PAN sudah tidak mendewakan Prabowo Subianto nampak ketika Ketum PAN Zulkifli Hasan menggeser isu politik nasional dengan manuver politik yang menyeret nama Presiden Jokowi.
 Zulkifli Hasan sebagi politis senior dan sebagai nahkoda besar PAN langsung mengambil keputusan politik dan bikin  geger dunia politik nasional. Dalam salah satu pidato politiknya Zulhas telah mengeklaim Jokowi sudah masuk menjadi anggota PAN.
 Zulhas dalam beberapa kesempatan menyebut partai Jokowi saat ini adalah PAN. Seperti saat Zulhas melakukan kampanye di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (9/12)
 Isu ini akhirnya menggelinding bagaikan bola salju dan tepat sasaran untuk menaikkan elektoral dan juga kepercayaan publik dengan menanamkan persepsi politik bahwa Jokowi sudah menjadi keluarga besar PAN. Yang luar bias lagi tanggapan positif dari Jokowi sendiri yang mengiyakan bahwa dirinya menjadi keluarga PAN karena partai berlogo matahari ini menjadi bagian partai pendukung pemerintah.
Jokowi mengatakan bahwa PAN merupakan bagian dari Kabinet Indonesia Maju, sehingga PAN sudah dianggap seperti layaknya keluarga.
"PAN ini kan masuk koalisi pemerintah jadi PAN itu masuk ke keluarga kita," kata Jokowi sambil tersenyum di Kali Sentiong, Jakarta Utara, Senin (10/12).
Catatan penting bahwa magnet Jokowi masih kuat dengan  mempunyai tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi. Ini yang menyebabkan mengapa elektabilitas Ganjar-Mahfud merosot dalam hasil survey kompas ke urutan ketiga.
Berdasarkan survei Litbang Kompas, pemilihnya yang berasal dari PDI Perjuangan (PDIP) juga turun.
Diberitakan sebelumnya, survei terbaru Litbang Kompas terbaru menunjukkan elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran jadi yang tertinggi dengan 39,3% suara.
Di pihak  Anies-Imin tercatat meraup 16,7% suara, mengungguli Ganjar-Mahfud yang hanya memperoleh 15,3% suara. Sayangnya, pemilih yang masih bimbang (undecidedvoters) mencapai termasuk tinggi yakni 28,7%
Diduga karena strategi kampanye Ganjar Pranowo dan PDIP selaku partai utama pendukung Ganjar Pranowo gencar melakukan  serangan langsung ke Jokowi . PDIP justru getol menyerang berbagi kebijakan Jokowi dan menjadikan PDIP berbalik arah sebagi partai oposisi pemerintah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI