Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memburu Alasan Mengapa Para Nominator Capres Bisu atas Kenaikan BBM Bersubsidi

5 September 2022   11:57 Diperbarui: 5 September 2022   12:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika para calon  presiden ini redup dan tiarap dalam menyingkapi isu kenaikan BBM , tentunya embrio harapan akan pemimpin yang bertanggung jawap dan berpihak pada rakyat akan segera sirna.Hiruk pikuk harapan masa depan Indonesia tidak dimulai dengan sikap peduli oleh calon pemimpinnya yang diusung.

 Ternyata mereka  mandul dalam tataran isu pergerakan, perjuangan untuk membela hak- hak sipil masyarakat. Telah menjadi kenyataan besar bahwa kesenjangan harapan dan praktek langsung dari seorang pemimpin itu ternyata nihil.

 Hanya euforia Indonesia akan kemilau dan kuat dengan pemimpin yang hebat . Semuanya akan  jadi mangkrak dan punah secara perlahan.

Mereka sangat miskin empati dan simpati.berbicara kekayaan ,bolehlah mereka adalah calon pemimpin  dengan segudang kecerdasan akademik dan mempunyai pengalaman dalam panggung pemerintahan atau jabatan di parpol.

 Hanya suatu kekosongan kedaulatan politik dari capres.  Dan karenanya mereka bukan lagi menjadi harapan dari kesempurnaan kepemimpinan yang mereka miliki untuk mengibarkan sang merah putih setinggi mungkin.

Mengapa para Calon Presiden RI 2024 masih malu atau takut untuk memberikan komentar atau review berkaiatan kebijakan kenaikan BBM?  

Penulis memberikan uraian analisa dari aspek  hanbatan  struktural dan  rintangan politik  dan .ekonomi. 

Minimnya atau bisunya para Capres bersuara berkaiatan kenaikan BBM kaitannya hirarki  jabatan di pemerintahan yang masih melekat  di pundak masing+ masing capres.

  Karena masalah struktural dalam pemerintahan  sehingga mereka  memilih untuk diam karena terbentur aturan baku dalam UU Dasar dalam  sistem pemerintahan .

Nama Capres dalam puncak elektabilitas tinggi seperti Anies ,Prabowo dan Ganjar masih menjadi bagian pekerja di pemerintahan. Dua capres menjadi gubernur dan satu capres menjadi Menteri Pertahanan .

 Mereka semuanya harus tunduk pada satu kebijakan dengan pusat. Dipastikan jika mereka mengatasnamakan kepala daerah atau menteri dan berkomentar atau bahkan  berani  menolak kenaikan BBM ,tentunya akan mendapatkan teguran keras dari presiden dan atau ketua partai yang menjadi sponsor utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun