Jika para calon  presiden ini redup dan tiarap dalam menyingkapi isu kenaikan BBM , tentunya embrio harapan akan pemimpin yang bertanggung jawap dan berpihak pada rakyat akan segera sirna.Hiruk pikuk harapan masa depan Indonesia tidak dimulai dengan sikap peduli oleh calon pemimpinnya yang diusung.
 Ternyata mereka  mandul dalam tataran isu pergerakan, perjuangan untuk membela hak- hak sipil masyarakat. Telah menjadi kenyataan besar bahwa kesenjangan harapan dan praktek langsung dari seorang pemimpin itu ternyata nihil.
 Hanya euforia Indonesia akan kemilau dan kuat dengan pemimpin yang hebat . Semuanya akan  jadi mangkrak dan punah secara perlahan.
Mereka sangat miskin empati dan simpati.berbicara kekayaan ,bolehlah mereka adalah calon pemimpin  dengan segudang kecerdasan akademik dan mempunyai pengalaman dalam panggung pemerintahan atau jabatan di parpol.
 Hanya suatu kekosongan kedaulatan politik dari capres.  Dan karenanya mereka bukan lagi menjadi harapan dari kesempurnaan kepemimpinan yang mereka miliki untuk mengibarkan sang merah putih setinggi mungkin.
Mengapa para Calon Presiden RI 2024 masih malu atau takut untuk memberikan komentar atau review berkaiatan kebijakan kenaikan BBM? Â
Penulis memberikan uraian analisa dari aspek  hanbatan  struktural dan  rintangan politik  dan .ekonomi.Â
Minimnya atau bisunya para Capres bersuara berkaiatan kenaikan BBM kaitannya hirarki  jabatan di pemerintahan yang masih melekat  di pundak masing+ masing capres.
 Karena masalah struktural dalam pemerintahan  sehingga mereka  memilih untuk diam karena terbentur aturan baku dalam UU Dasar dalam  sistem pemerintahan .
Nama Capres dalam puncak elektabilitas tinggi seperti Anies ,Prabowo dan Ganjar masih menjadi bagian pekerja di pemerintahan. Dua capres menjadi gubernur dan satu capres menjadi Menteri Pertahanan .
 Mereka semuanya harus tunduk pada satu kebijakan dengan pusat. Dipastikan jika mereka mengatasnamakan kepala daerah atau menteri dan berkomentar atau bahkan  berani  menolak kenaikan BBM ,tentunya akan mendapatkan teguran keras dari presiden dan atau ketua partai yang menjadi sponsor utama.