Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memburu Alasan Mengapa Para Nominator Capres Bisu atas Kenaikan BBM Bersubsidi

5 September 2022   11:57 Diperbarui: 5 September 2022   12:55 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum adanya kepastian dukungan Pencapresan dari partai dan koalisi partai  menjadi penyebab terhambatnya dan sikap kehati-hatian para capres melakukan kerja politik yang sensasional. Mengamankan di dari stigma  mencuri start kampanye .

 Capres terutama dari kluster kepala daerah  banyak yang sadar tidak perlu melukai elite partai dengan ajukan Akai politik menolak kenaikan BBM bersama masyarakat umum. Sadar jika saat ini partai partai yang lolos lemiku 2019 menjadi barisan  gerombolan pendukung pemerintahan Jokowi.

PKS dan Demokrat sebagai partai diluar barisan pendukung pemerintah juga tidak berdaya karena tidak bisa mengusung capresnya karena tidak memenuhi syarat ambang batas presiden/PT.

Jokowi juga mendapatkan dukungan  partai non parlemen.  Partai yang tidak lolos di Senayan dan tidak ada wakil kursi di DPR  saja masuk koaliai partai pro pemerintah.

Para Capres sangat paham dengan menolak kenaikan BBM  berarti melawan pemerintah dan partai pendukungnya. Siapa  lagi yang bakal memberikan tiket capres untuknya?

Jadi,sudah ini tahu jawabannya kan mengapa para capres banyak memilih diam pada isu dan kebijakan  kenaikan BBM subsidi  yang dilakukan Presiden Jokowi .

 Karena sistem pemerintahan  presidential ,negara kesatuan dan karenanya juga  pengusung capres yakni parpol sebagian besar berada di wilayah pemerintahan.

Bagiamana seharusnya kelanjutan  kita bersikap terhadap capres yang memilih diam dan memilih memihak kepentingannya untuk lebih banyak memilih dan mendukung kebijakan  pemerintah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun