Seorang penulis memplagiat tulisannya sendiri? Oh, tidakkkkk!
Hal paling membahagiakan, seberapa pun besarannya, pada tahun 2024 saya mulai menerima K-reward secara teratur. Bisalah untuk mentraktir Ibu Negara Omah Ampiran semangkuk soto Kadipiro atau bakso Wonogiri!
Bagaimana strategi menulis di Kompasiana? Benarkah pencapaian Artikel Utama merupakan misteri?
Bagi Kompasianer baru perlu memahami bahwa Kompasiana merupakan blog bersama. Artinya, menjaga kebersamaan merupakan hal utama. Tidak mungkin kita menyendiri.Â
Kebersamaan dijalin dengan sapa aruh, tegur sapa melalui komentar atau meninggalkan jejak berupa penilaian di beranda masing-masing Kompasianer.Â
Tanpa sapa aruh, maka berapapun tulisan yang dihasilkan niscaya akan "jalan di tempat", tidak dibaca banyak orang. Bahkan orang tidak mau lagi memberi sapa aruh terhadap tulisan yang kita hasilkan karena tidak ada timbal balik yang sepadan.
Tulislah apa saja. Apa yang dipikirkan, dirasakan, dialami. Beragam tulisan: fiksi, nonfiksi, bahkan campuran antara keduanya, dapat dijadikan pilihan. Ada beragram kategori yang akan menampung tulisan para Kompasianer, se-absurd apa pun tulisan yang dihasilkan. Edun kan?
Pernah ada yang bertanya kepada saya lewat pesan WhatsApp, apakah admin Kompasiana pilih kasih, mengapa hanya Kompasianer itu-itu saja yang tulisannya mendapatkan label Artikel Utama. Haruskah menjalin hubungan khusus dengan admin Kompasiana?
Sampai sekarang terus beredar anggapan bahwa pencantuman label Artikel Utama merupakan misteri, suka-suka admin Kompasiana. Entah anggapan itu benar atau tidak, secara pribadi saya tidak ambil pusing.Â
Bagi saya, lebih baik memikirkan bagaimana cara agar tulisan menjadi perhatian admin Kompasiana dan pembaca.
Bagaimana strateginya?Â