Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berlayar Bersama Kompasiana, Selamat Tinggal 2024

30 Desember 2024   11:52 Diperbarui: 2 Januari 2025   00:28 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terus berkarya/Foto: Kompasiana

Mengapa memilih Kompasiana sebagai media ekspresi gagasan?

Tidak lain karena Kompasiana sebagai media online (blog bersama) memiliki reputasi membanggakan. Hadir sebagai Beyond Blogging- lebih dari sekedar ngeblog-   menyalurkan opini dan gagasan yang mencerahkan dan memperkaya wawasan pembaca. 

Terlebih Kompasiana meraih  penghargaan Asian Digital Media Awards-2010 (Best in Digital Content - User Generated Content) WAN-IFRA, Kanal Blog Citizen Journalism Terbaik dari Pesta Blogger 2010, dan Marketeers Netizen Champion dari majalah Marketeers.

Jejak prestasi Kompasiana/Foto: Kompasiana
Jejak prestasi Kompasiana/Foto: Kompasiana
Di samping itu, Kompasiana merupakan blog online prestisius, keberadaannya  tidak bisa dilepaskan dari bayang-bayang Kompas karena diterbitkan oleh PT Kompas Cyber Media.

Dalam perjalanan menulis di Kompasiana dari tahun 2022 sampai 2024 hal apa yang paling mengesankan?

Perjalanan memang tidak selalu mudah, terutama saat awal bergabung. Beberapa kali mendapatkan "surat cinta" yang berisi teguran karena tulisan/foto melanggar syarat dan ketentuan.

Bahkan tulisan mengenai peran Balai Pustaka dalam mengembangkan dan menerbitkan karya sastra hampir tidak tayang. Tulisan itu dianggap duplikasi/plagiarisme dari tulisan pertama saya tentang Balai Pustaka. 

Buru-buru saya memberi penjelasan kepada admin Kompasiana lewat email (surat elektronik-surel) bahwa kedua tulisan itu  jauh berbeda. 

Tulisan pertama mengulas soal sastra Jawa Balai Pustaka, sedangkan tulisan kedua mengenai sastra Indonesia pada era Balai Pustaka. 

Penjelasan tersebut dipahami admin Kompasiana (mungkin dibaca ulang secara cermat) dan akhirnya tulisan tersebut lolos tayang.

Saya lantas berpikir, jangan-jangan seleksi awal tulisan yang masuk Kompasiana dilakukan oleh mesin. Karena keduanya memakai judul Balai Pustaka, maka memiliki kata kunci yang sama- Balai Pustaka- dan dianggap duplikasi, plagiat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun