Mohon tunggu...
Roni Bani
Roni Bani Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

SD Inpres Nekmese Amarasi Selatan Kab Kupang NTT. Bahasa dan Kebudayaan masyarakat turut menjadi perhatian, membaca dan menulis seturut kenikmatan rasa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebanggaan Komunitas dan Martabat Pejabat Penerima Lelang di Akhir Ibadah

10 Agustus 2024   13:46 Diperbarui: 10 Agustus 2024   13:49 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Lelang sedang menunaikan tugas lelang sesudah ibadah; dokpri; Roni Bani

Selain lelang yang terlihat seperti itu, ada pula hal lelang yang tidak terlihat, tetapi terdengar dan dinikmati. Lelang yang demikian itu berupa lelang suara merdu yakni satu atau dua nomor lagu yang dilelang. Hal ini dilakukan bila kelompok penyanyi (paduan suara atau vokal grup) mau memberi persembahan dengan cara bernyanyi, lalu diharapkan peserta ibadah mengkonversinya menjadi uang. Setiap orang dapat memberi persembahan secara sukarela dan ikhlas setelah mendengar nomor-nomor lagu yang dibawakan oleh sekelompok penyanyi. Nomor-nomor lagu itu sebagai persembahan pujian sekaligus dapat diuangkan (lelang) untuk kepentingan pembiayaan di dalam jemaat.

Kepentingan apa orang melakukan lelang di dalam ruang ibadah?

Beberapa hal sebagai kepentingan yang dapat disebutkan seperti:

  • pembiayaan program-program seperti pelayanan kasih (diakonia)
  • pembiayaan program pembangunan fisik maupun program pengembangan dalam jemaat 

Penutup

Saya sempat melakukan gugling untuk mendapatkan informasi tambahan mengenai lelang. Hasil gugling menunjukkan bahwa ada pula di tempat lain (organisasi keagamaan Kristen yang lain) melakukan hal yang sama sebagai sumber penerimaan keuangan (persembahan). Pemanfaatannya pun mirip.

Persoalannya kini yakni, perlu ada pencerahan kepada umat/jemaat agar tidak membiaskan makna lelang sebagai cara untuk "memaksa" orang memberi persembahan yang mengkonversi barang menjadi uang. Jemaat perlu menyadari bahwa barang yang dilelang dipersembahkan oleh anggota jemaat dengan ketulusikhlasannya. Anggota jemaat yang membawa barang lelang diterima sebagai persembahan. Maka, nilai intrinsik yang terkandung di sana yang diwujudkan dalam nilai uang, bukanlah harus menjadi ukuran kebanggaan.

Sementara itu, para penerima lelang (kompetitor yang sukses) dan membawa pulang ke rumah untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan, patut menyadari bahwa apa yang diterimanya itu merupakan persembahan anggota jemaat. Maka, ketika menerima dan membawanya, segera pula untuk melunasinya. Pelunasan akan berdampak pada operasional pembiayaan, walau tidak selalu hal itu menjadi tuntutan.

Dalam jemaat-jemaat lokal di pedesaan, rancangan anggaran belanja secara otonom sehingga pembiayaan yang sifatnya operasional akan diprioritaskan sedangkan pembiayaan program akan dipertimbangkan untuk dilaksanakan seturut ketersediaan dana segar. 

Kira-kira begitu dulu.

Semoga ada sahabat pembaca yang merespon dengan komentar balik yang turut mencerahkan.

Umi Nii Baki-Koro'oto, 10 Agustus 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun