Mengenal Sekilas Tentang Teori KognitivismeÂ
Teori Kognitifisme adalah sebuah pendekatan dalam psikologi pendidikan yang menekankan pentingnya proses mental dalam pembelajaran. Teori ini berfokus pada bagaimana individu memahami, menyimpan, dan mengambil kembali informasi, serta bagaimana mereka dalam menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah.Â
Kognitivisme adalah salah satu teori pembelajaran yang menekankan pentingnya proses mental dalam memahami, menyimpan, dan mengingat informasi. Hal ini tentunya berbeda dengan teori behaviorisme yang fokus pada perilaku yang dapat diamati. Kognitivisme lebih menyoroti kepada proses internal seperti berpikir, memecahkan masalah, dan pemahaman. Teori ini merupakan respons terhadap keterbatasan behaviorisme dalam menjelaskan proses belajar yang melibatkan kegiatan mental yang kompleks.
Teori kognitivisme merupakan salah satu pendekatan utama dalam psikologi pendidikan yang berfokus pada proses mental yang terjadi selama belajar. Berbeda dengan teori behaviorisme yang lebih mementingkan pada perilaku yang dapat diamati, kognitivisme menekankan pentingnya pemahaman, ingatan, dan pengolahan informasi dalam proses pembelajaran.
Kognitivisme berusaha menjelaskan bagaimana informasi diproses, disimpan, dan diingat. Teori ini memandang belajar sebagai proses aktif di mana siswa terlibat dalam pengolahan informasi, bukan hanya sebagai penerima pasif saja.
Beberapa komponen penting dalam kognitivisme adalah:
Pengolahan Informasi: Kognitivisme menggunakan analogi komputer untuk menjelaskan bagaimana manusia memproses informasi. Informasi masuk melalui indera, diproses dalam otak, dan kemudian disimpan dalam memori.
Struktur Pengetahuan: Pengetahuan tidak hanya disimpan sebagai fakta terpisah, tetapi terorganisir dalam jaringan yang saling terkait. Struktur ini dapat membantu individu dalam mengingat dan menggunakan informasi.
Skemata: Konsep skemata merujuk pada kerangka mental yang membantu individu memahami dan menginterpretasikan informasi baru berdasarkan pengalaman sebelumnya yang mereka dapatkan.
Menurut Slavin (2006), terdapat beberapa prinsip utama dalam teori kognitif, diantaraya adalah:
Pemrosesan Informasi, pembelajaran melibatkan penerimaan informasi dari lingkungan, memproses informasi tersebut, dan menyimpannya dalam memori jangka panjang. Tahapan ini meliputi perhatian, persepsi, penyimpanan, dan pengambilan kembali informasi.
Struktur Pengetahuan, kognitifisme menekankan pentingnya mengorganisasi informasi ke dalam struktur yang bermakna. Misalnya, skema dan peta konsep membantu siswa memahami dan mengingat informasi lebih baik.
Aktivasi Pengetahuan Sebelumnya, teori ini juga menyoroti bahwa pengetahuan baru lebih mudah dipahami jika dikaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada. Oleh karena itu, guru perlu mengaitkan materi baru dengan konsep yang sudah dikenal siswa.
Metakognisi, merujuk pada kesadaran dan kontrol siswa terhadap proses berpikir mereka sendiri. Menurut Flavell (1979), keterampilan metakognitif seperti merencanakan, memantau, dan mengevaluasi pembelajaran sangat penting dalam kognitifisme.
- Teori kognitivisme memiliki beberapa karakteristik penting, diantaranya:
- Pembelajaran sebagai Proses Mental Aktif
Kognitifisme memandang pembelajaran sebagai proses mental yang aktif, di mana individu secara aktif terlibat dalam pemrosesan informasi. Menurut teori ini, pembelajaran bukan hanya respons terhadap rangsangan eksternal yang didapat (seperti yang dikemukakan oleh behaviorisme), melainkan juga melibatkan proses internal seperti:
Atensi (Attention): Menurut Robert Gagn (1985), perhatian adalah langkah awal dalam pembelajaran di mana siswa harus terfokus pada materi yang dipelajari agar dapat diproses lebih lanjut.
Pengkodean (Encoding): Informasi baru diubah menjadi bentuk yang dapat disimpan dalam memori jangka panjang.
Penyimpanan dan Pengambilan (Storage and Retrieval): Informasi yang disimpan dalam memori dapat diambil kembali saat dibutuhkan, terutama ketika memecahkan masalah atau membuat keputusan.
- Pemrosesan Informasi (Information Processing)
Salah satu karakteristik utama dari kognitifisme adalah analogi otak manusia dengan komputer, di mana otak dianggap sebagai sistem yang memproses informasi. Teori ini menjelaskan bahwa pembelajaran terjadi melalui tahapan seperti:
Input Sensorik: Informasi dari lingkungan masuk melalui indra.
Memori Jangka Pendek (Short-Term Memory): Informasi yang diterima diolah dan disimpan sementara. Menurut George A. Miller, kapasitas memori jangka pendek dibatasi pada sekitar 7 2 item informasi.
Memori Jangka Panjang (Long-Term Memory): Informasi yang penting dan relevan disimpan dalam memori jangka panjang untuk penggunaan di masa depan.
- Peran Skema (Schemas) dalam Pembelajaran
Kognitifisme memperkenalkan konsep skema, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jean Piaget. Skema adalah struktur mental yang digunakan untuk mengorganisasi dan menafsirkan informasi. Beberapa ciri dari skema dalam konteks kognitifisme adalah:
Adaptasi melalui Asimilasi dan Akomodasi: Piaget menjelaskan bahwa pembelajaran melibatkan dua proses utama:
Asimilasi: Mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada.
Akomodasi: Mengubah skema yang ada untuk menyesuaikan dengan informasi baru.
Aktivasi Skema: Pembelajaran menjadi lebih efektif ketika guru mengaktifkan pengetahuan sebelumnya yang relevan dengan topik yang dipelajari (misalnya, melalui penggunaan advance organizers yang dikemukakan oleh David Ausubel).
- Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning)
Kognitifisme menekankan pembelajaran bermakna daripada hafalan. David Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran lebih efektif ketika siswa dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, sehingga terbentuk pemahaman yang lebih mendalam.
Advance Organizer: Sebuah teknik yang digunakan untuk mempersiapkan pikiran siswa terhadap materi baru, sehingga mereka dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan informasi yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.
Penekanan pada Konteks: Informasi yang dipelajari dalam konteks yang bermakna akan lebih mudah diingat dan diterapkan di masa depan.
- Belajar Sebagai Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut pendekatan kognitif, pembelajaran melibatkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Jerome Bruner dan Lev Vygotsky menyoroti akan pentingnya pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) dan interaksi sosial untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Discovery Learning: Bruner menekankan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan sendiri konsep-konsep penting, sehingga mereka nantinya lebih memahami materi dan dapat mengaplikasikannya.
Zone of Proximal Development (ZPD): Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran lebih efektif ketika terjadi dalam ZPD, yaitu jarak antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang lain (misalnya guru atau teman sebaya).
- Pengaruh Lingkungan dan Interaksi Sosial
Meskipun kognitifisme berfokus pada proses mental internal, ia juga mengakui pentingnya lingkungan dan interaksi sosial dalam kegiatan pembelajaran:
Scaffolding: Konsep yang diperkenalkan oleh Jerome Bruner, di mana guru memberikan dukungan yang sesuai untuk membantu siswa dalam mencapai pemahaman yang lebih tinggi. Dukungan ini secara bertahap dikurangi seiring dengan meningkatnya keterampilan siswa.
Pembelajaran Kolaboratif: Pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial, di mana siswa dapat belajar satu sama lain melalui diskusi dan kolaborasi antar sesame mereka.
- Meta-Kognisi (Metacognition)
Kognitifisme juga memperkenalkan konsep meta-kognisi, yaitu kesadaran dan pemahaman seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri.
Pengaturan Diri (Self-Regulation): Menurut John Flavell, siswa yang mengembangkan keterampilan meta-kognitif dapat memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri, sehingga nantinya mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
Strategi Belajar: Dengan cara melibatkan penggunaan teknik seperti meringkas, membuat catatan, dan pemetaan konsep untuk meningkatkan pemahaman dan retensi informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H