Kognitifisme memperkenalkan konsep skema, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jean Piaget. Skema adalah struktur mental yang digunakan untuk mengorganisasi dan menafsirkan informasi. Beberapa ciri dari skema dalam konteks kognitifisme adalah:
Adaptasi melalui Asimilasi dan Akomodasi: Piaget menjelaskan bahwa pembelajaran melibatkan dua proses utama:
Asimilasi: Mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang sudah ada.
Akomodasi: Mengubah skema yang ada untuk menyesuaikan dengan informasi baru.
Aktivasi Skema: Pembelajaran menjadi lebih efektif ketika guru mengaktifkan pengetahuan sebelumnya yang relevan dengan topik yang dipelajari (misalnya, melalui penggunaan advance organizers yang dikemukakan oleh David Ausubel).
- Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning)
Kognitifisme menekankan pembelajaran bermakna daripada hafalan. David Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran lebih efektif ketika siswa dapat mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki, sehingga terbentuk pemahaman yang lebih mendalam.
Advance Organizer: Sebuah teknik yang digunakan untuk mempersiapkan pikiran siswa terhadap materi baru, sehingga mereka dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan informasi yang sudah mereka dapatkan sebelumnya.
Penekanan pada Konteks: Informasi yang dipelajari dalam konteks yang bermakna akan lebih mudah diingat dan diterapkan di masa depan.
- Belajar Sebagai Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut pendekatan kognitif, pembelajaran melibatkan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Jerome Bruner dan Lev Vygotsky menyoroti akan pentingnya pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) dan interaksi sosial untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis.
Discovery Learning: Bruner menekankan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan sendiri konsep-konsep penting, sehingga mereka nantinya lebih memahami materi dan dapat mengaplikasikannya.
Zone of Proximal Development (ZPD): Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran lebih efektif ketika terjadi dalam ZPD, yaitu jarak antara apa yang dapat dilakukan siswa sendiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang lain (misalnya guru atau teman sebaya).
- Pengaruh Lingkungan dan Interaksi Sosial