Meskipun kognitifisme berfokus pada proses mental internal, ia juga mengakui pentingnya lingkungan dan interaksi sosial dalam kegiatan pembelajaran:
Scaffolding: Konsep yang diperkenalkan oleh Jerome Bruner, di mana guru memberikan dukungan yang sesuai untuk membantu siswa dalam mencapai pemahaman yang lebih tinggi. Dukungan ini secara bertahap dikurangi seiring dengan meningkatnya keterampilan siswa.
Pembelajaran Kolaboratif: Pembelajaran terjadi melalui interaksi sosial, di mana siswa dapat belajar satu sama lain melalui diskusi dan kolaborasi antar sesame mereka.
- Meta-Kognisi (Metacognition)
Kognitifisme juga memperkenalkan konsep meta-kognisi, yaitu kesadaran dan pemahaman seseorang terhadap proses berpikirnya sendiri.
Pengaturan Diri (Self-Regulation): Menurut John Flavell, siswa yang mengembangkan keterampilan meta-kognitif dapat memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi pembelajaran mereka sendiri, sehingga nantinya mereka menjadi pembelajar yang lebih mandiri.
Strategi Belajar: Dengan cara melibatkan penggunaan teknik seperti meringkas, membuat catatan, dan pemetaan konsep untuk meningkatkan pemahaman dan retensi informasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H