Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal 27 Tokoh Inspiratif dari Toraja, Sulawesi Selatan

18 Desember 2014   13:03 Diperbarui: 28 Juli 2022   09:22 33758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak kenal sosok srikandi tangguh asal Tana Toraja ini. Wanita tamatan SMA Katolik Makale ini dikenal sebagai wanita pertama di Indonesia yang menjabat sebagai jenderal wanita pertama di TNI Angkatan Laut.Beliau juga dikenal sebagai orang yang haus ilmu.Dia meraih gelar B,Sc di akademi perawat Depkes Banta-Bantaeng Makassar,gelar SKM dari fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia dan gelar Master ( MPH) dari Tulane University ,Amerika Serikat, dan Sekolah di Staf Komando Angkatan Laut Australia . Selain itu beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR RI, Komandan Kesaktriaan Kowal CND,Jakarta ( 1992-1995), Direktur Sekolah Kesehatan TNI Angkatan Laut, Jakarta (1995-1996) dan masih banyak lagi

6. Matheus Salempang

Lulusan terbaik AKABRI 1981, September 2010 saat menjadi KAPOLDA Kalimantan Timur, ia berhasil menyelesaikan pertikaian antar etnis di Tarakan hanya dalam 3 hari. Sebuah prestasi yang luar biasa dan menjadi catatan sejarah dalam Kepolisian Republik Indonesia sebagai penyelesaian konflik tercepat. Di bawah kepemimpinannya sebagai KAPOLDA Kalimantan Timur, POLRI berhasil mengembalikan pengungsi 40.100 jiwa ke rumah masing-masing. Tahun 2006/2007, ia juga berhasil mengungkap kasus pertanahan. Sejumlah prestasi telah ditorehkan, pada umumnya kasus-kasus besar yang ditangani Polri selalu dipercaya menjadi ketua tim.

***

Irjend Pol (purn) Matius Salempang Lahir di Palopo Sulawesi Selatan 9 Juni 1953, Ayahnya bernama Johan Salempang sedangkan ibunya bernama Dina Indan. Ia adalah anak ke 3 dari 9 bersaudara, 4 diantaranya adalah anak angkat. Masa kecilnya dihabiskan disebuah desa yang bernama Mala’kiri sebelah utara kota Rantepao Toraja Utara. Ia pernah mengenyam pendidikan di SD Katolik Mala’kiri, naik kelas 4 pindah ke SD Katolik Rantepao dan lulus tahun 1964. Setelah lulus di SD Katolik Rantepao, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Katolik Rantepao lulus tahun 1967 lalu masuk di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Rantepao lulus tahun 1970.

BINTANG PELAJAR

Semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar, Matius sudah menunjukkan kepiawaiannya, Ia mampu menjadi bintang pelajar dan mengalahkan rekan-rekan palajar lainnya. Era tahun 60 an hingga 70 an adalah era dimana Toraja memasuki zaman keemasan dalam bidang pendidikan, begitu banyak orang tua dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah menitipkan anaknya untuk menimba ilmu di Toraja.

Di masa itu, Matius sudah berhasil menjadi juara satu dalam berbagai jenjang pendidikan. Ayahnya pernah bercerita kepada Matius bahwa waktu mengenyam pendidikan di SPG, semua guru-guru nya mengatakan bahwa Matius merupakan siswa yang paling cerdas dan pintar dan ada keinginan Yayasan Pedidikan Kristen Toraja (YPKT) ingin menyekolahkan dan akan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Saat dinyatakan lulus di SPG bukan Matius yang diberangkatkan melainkan orang lain.

MENJADI POLISI PANGKAT BAREDA 

Begitu ayahnya mengetahui bahwa bukan Matius yang diberangkatkan, ayahnya kecewa, ia pun di arahkan masuk sekolah pendeta, sempat mendaftar di STT Rantepao dan dinyatakan lulus. Memang Matius tidak ditakdirkan menjadi seorang pendeta, ia lebih memilih berangkat ke Makassar ketimbang kuliah di STT. 

Tahun 1971, ia masuk menjadi polisi dengan pangkat satu strep, BAREDA (Bhayangkara Dua). Dari semua yang dinyatakan lulus polisi, mereka di test lagi untuk sekolah khusus di Bandung masalah perhubungan (Markoni) , Matius mendapat nilai terbaik dari semua yang ikut test. Tahun 1972 setelah menyelesaikan sekolahnya 9 bulan, ia kembali ke Makassar menjadi polisi biasa selama 5 tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun