Siapa yang tak kenal sosok srikandi tangguh asal Tana Toraja ini. Wanita tamatan SMA Katolik Makale ini dikenal sebagai wanita pertama di Indonesia yang menjabat sebagai jenderal wanita pertama di TNI Angkatan Laut.Beliau juga dikenal sebagai orang yang haus ilmu.Dia meraih gelar B,Sc di akademi perawat Depkes Banta-Bantaeng Makassar,gelar SKM dari fakultas Kesehatan Masyarakat di Universitas Indonesia dan gelar Master ( MPH) dari Tulane University ,Amerika Serikat, dan Sekolah di Staf Komando Angkatan Laut Australia . Selain itu beliau pernah menjabat sebagai anggota DPR RI, Komandan Kesaktriaan Kowal CND,Jakarta ( 1992-1995), Direktur Sekolah Kesehatan TNI Angkatan Laut, Jakarta (1995-1996) dan masih banyak lagi
6. Matheus Salempang
Lulusan terbaik AKABRI 1981, September 2010 saat menjadi KAPOLDA Kalimantan Timur, ia berhasil menyelesaikan pertikaian antar etnis di Tarakan hanya dalam 3 hari. Sebuah prestasi yang luar biasa dan menjadi catatan sejarah dalam Kepolisian Republik Indonesia sebagai penyelesaian konflik tercepat. Di bawah kepemimpinannya sebagai KAPOLDA Kalimantan Timur, POLRI berhasil mengembalikan pengungsi 40.100 jiwa ke rumah masing-masing. Tahun 2006/2007, ia juga berhasil mengungkap kasus pertanahan. Sejumlah prestasi telah ditorehkan, pada umumnya kasus-kasus besar yang ditangani Polri selalu dipercaya menjadi ketua tim.
***
Irjend Pol (purn) Matius Salempang Lahir di Palopo Sulawesi Selatan 9 Juni 1953, Ayahnya bernama Johan Salempang sedangkan ibunya bernama Dina Indan. Ia adalah anak ke 3 dari 9 bersaudara, 4 diantaranya adalah anak angkat. Masa kecilnya dihabiskan disebuah desa yang bernama Mala’kiri sebelah utara kota Rantepao Toraja Utara. Ia pernah mengenyam pendidikan di SD Katolik Mala’kiri, naik kelas 4 pindah ke SD Katolik Rantepao dan lulus tahun 1964. Setelah lulus di SD Katolik Rantepao, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Katolik Rantepao lulus tahun 1967 lalu masuk di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Rantepao lulus tahun 1970.
BINTANG PELAJAR
Semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar, Matius sudah menunjukkan kepiawaiannya, Ia mampu menjadi bintang pelajar dan mengalahkan rekan-rekan palajar lainnya. Era tahun 60 an hingga 70 an adalah era dimana Toraja memasuki zaman keemasan dalam bidang pendidikan, begitu banyak orang tua dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Tengah menitipkan anaknya untuk menimba ilmu di Toraja.
Di masa itu, Matius sudah berhasil menjadi juara satu dalam berbagai jenjang pendidikan. Ayahnya pernah bercerita kepada Matius bahwa waktu mengenyam pendidikan di SPG, semua guru-guru nya mengatakan bahwa Matius merupakan siswa yang paling cerdas dan pintar dan ada keinginan Yayasan Pedidikan Kristen Toraja (YPKT) ingin menyekolahkan dan akan memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Saat dinyatakan lulus di SPG bukan Matius yang diberangkatkan melainkan orang lain.
MENJADI POLISI PANGKAT BAREDAÂ
Begitu ayahnya mengetahui bahwa bukan Matius yang diberangkatkan, ayahnya kecewa, ia pun di arahkan masuk sekolah pendeta, sempat mendaftar di STT Rantepao dan dinyatakan lulus. Memang Matius tidak ditakdirkan menjadi seorang pendeta, ia lebih memilih berangkat ke Makassar ketimbang kuliah di STT.Â
Tahun 1971, ia masuk menjadi polisi dengan pangkat satu strep, BAREDA (Bhayangkara Dua). Dari semua yang dinyatakan lulus polisi, mereka di test lagi untuk sekolah khusus di Bandung masalah perhubungan (Markoni) , Matius mendapat nilai terbaik dari semua yang ikut test. Tahun 1972 setelah menyelesaikan sekolahnya 9 bulan, ia kembali ke Makassar menjadi polisi biasa selama 5 tahun.