Mohon tunggu...
Dr. Herie Purwanto
Dr. Herie Purwanto Mohon Tunggu... Penegak Hukum - PNYD di KPK (2016 sd. Sekarang)

Bismillah, Menulis Seputar Hukum dan Korupsi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Satuan Tugas Anti Rasuah (2): The Corruptors Strike Back

6 Desember 2024   08:04 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:20 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas.Money

Diilhami oleh Kisah Nyata sebagai Penyidik KPK : Satuan Tugas Anti Rasuah (2)

" Pengungkapan skandal korupsi, psikis saat transisi regulasi, di-mix dengan haru biru sisi manusiawi penyidik yang juga butuh akan cinta. "

Episode :

The Corruptors Strike Back.

Sekitar satu jam Jakarta-Surabaya, via lautan langit nan biru, burung Garuda perkasa landing di Juanda Airport. Alan berlima turun dan antri bagasi.

" Driver sudah ready, Bang. " Suara Mutia.

" Ok, drivernya Si Budi ya. "

" Ya Bang, sama Tanto. Ini nanti langsung ke Kantor Pemeriksaan atau rawon dulu Bang? "

Alan melihat jam, sudah setengah dua belas. Nanggung juga sih, bila ke tempat nanti akan dilakukan pemeriksaan pada beberapa orang sebagai saksi.

" Makan siang dulu, bukannya on time nanti jam 13.00? Sekalian mampir ke masjid, solat dulu."

" Ok Bang, saya kondisikan nanti. "

Mutia lebih fokus pada urusan akomodasi. Tepatnya, ia sebagai admin Satgas. Namun demikian, kecekatannya tidak melulu urusan administrasi, booking tiket pesawat, hotel. Pada saat tertentu, ia cekatan membantu menyiapkan draf administrasi pemeriksaan saksi atau tersangka.

Tiga tahun bergabung dengan Satgas, sepertinya Mutia sudah kelewat professional pada tugasnya. Mutia fresh graduate dari kampusnya, bergabung di Lembaga Anti Rasuah. Semangatnya untuk mengembangkan potensi diri dan ketertarikannya pada dunia investigasi, ia ingin bisa bergabung sebagai penyidik. Sayangnya, kesempatan itu belum ada. Alih pindah tugas biasanya dilakukan untuk beberapa tahun sekali.

Alan Sang Leader sangat mendorong keinginan Mutia. Begitupun kolega di team-nya yang lain. Sangat mendorong Mutia, mengembangkan sayap menjadi bagian dari investigator.

Perjalanan dari bandara menuju rumah makan rawon khas Surabaya ditempuh sekitar satu jam, karena perjalanan sesuai rencana mampir ke masjid untuk solat dhuhur.

Ketika sudah duduk di meja dan menunggu pesanan, Alan mengingatkan Jono dan Haris.

" Kontruksi pertanyaan sebagaimana sudah kita bahas dalam meeting kemaren. Jangan melebar di luar substansi. "

Alan mengingatkan hal tersebut karena ia sudah paham bagaimana tipe saksi yang akan dimintai keterangan. Saksi tersebut, pernah dimintai keterangan pada pemeriksaan sebelumnya. Jadi kali ini merupakan pemeriksaan tambahan.

Untuk siang ini, terjadwal tiga saksi yang akan dimintai keterangan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan. Alan sendiri, secara informal, lebih fokus membuat draf pertanyaan yang akan ia tanyakan pada ahli dari Kementerian Keuangan, yang kebetulan sedang ada agenda di Surabaya.

Pemeriksaan Ahli Keuangan Negara kali ini juga untuk keterangan tambahan. Ada dua substansi yang diminta oleh Jaksa Penuntut Umum agar ditambahkan.

Komunikasi antara penyidik dengan Jaksa di Lembaga Anti Rasuah, berbeda dengan di luar Lembaga tersebut. Di Lembaga Anti Rasuah, Penyidik dan Jaksa satu atap, sehingga memudahkan koordinasi. Proses seperti ini, menjadi salah satu ciri kelembagaan Anti Rasuah dengan dua aparat penegak hukum lainnya yaitu Polri dan Jaksa.

Berbeda dengan empat rekannya, Alan memilih minuman berupa air jeruk hangat. Di sela tangan menyuapi mulut dengan sesendok nasi dan rawon hangat, Jono berbisik :

" Bang, perkembangan kantor bagaimana, tadi sempat baca-baca email tidak? "

" O itu, tentang keresahan para pegawai terkait dengan rencana demo itu?"

" Ya, demo menentang perubahan undang-undang, kewenangan lembaga kita akan dilucuti."

Memang rumor yang beredar , Lembaga Anti Rasuah akan di kurangi kewenangannya. Pihak legislator di Senayan sebagaimana isu yang beredar, tengah membahas draf perubahan undang-undang yang diajukan oleh pemerintah. Bahkan beberapa minggu belakangan, muncul demo-demo, baik dari mahasiswa maupun LSM, baik yang pro maupun kontra.

" Sebaiknya kita fokus pada tugas kita. Biarlah itu ada yang fokus mengurusi. " Timpal Haris, setelah sekian menit Alan tidak memberikan komentar.

Bagi Alan, isu masalah perubahan undang-undang menjadi masalah yang sensitive. Alan tidak menutup mata, bahwa keresahan rekan-rekannya terkait hal tersebut. Terlebih, bukan sekedar masalah kewenangan yang akan mengurangi kekuatan atau power lembaga anti rasuah, namun juga adanya isu perubahan alih status kepegawaian yang juga meresahkan.

Alan menarik nafas.

Sepertinya, ada sebuah kondisi psikis yang hari-hari ini menjadi buah pikir rekan-rekannya. Keempat rekan Alan, merupakan pegawai internal lembaga anti rasuah. Sedangkan dirinya merupakan pegawai dari instansi kepolisian, istilahnya Alan ditugaskan oleh lembaga asalnya bertugas sebagai penyidik. Sehingga yang paling berdampak atas isu rencana pembahasan undang-undang adalah Jono Cs.

" Biarlah itu berproses, kita fokus bongkar korupsi. Ini big fish, butuh fokus kita semua. Ok?"

Selalu begini gaya Alan, mengembalikan perhatian team, ketika tiba-tiba dalam jeda kegiatan muncul bahasan tentang isu terkini lembaganya.

Bagi pegawai di lingkungan lembaga anti rasuah, dengan sikap egaliter, sudah terbiasa menyuarakan apa yang ingin mereka suarakan melalui email internal mereka. Sepertinya mereka berpedoman pada asas kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. Sehingga tanpa sungkan namun tetap menjunjung etika, rangkaian kalimat-kalimat sindiran, harapan bahkan semacam peringatan atau warning atas sebuah kebijakan, menjadi hal yang lumrah.

Termasuk bahasan terkait dengan isu perubahan undang-undang. Intinya, mereka sangat keberatan dan berharap perubahan tidak dilakukan, karena dianggap akan melemahkan Lembaga Anti Rasuah. Di tengah gencaranya pemberantasan korupsi di negeri ini, mengapa harus ada pelemahan? Siapa yang berkepentingan dalam hal ini? Rezim penguasa? Atau mereka yang satu line atau satu barisan dengan koruptor?

Istilah yang lazim digaungkan adalah adanya perlawanan balik koruptor atas sepak terjang dan gigihnya Lembaga Anti Rasuah menabuh genderang perang melawan korupsi-the corruptors strike back.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun