"Bener Ayah, kupu-kupunya nurut Nia pegang, lihatlah !!!". Nia sangat gembira.
Keceriaan mereka dijeda oleh kedatangan petugas pengantar paket.
"Maaf, benar ini alamatnya Pak Wawan? Ada Paket buat Pak Wawan". Kata pengantar paket.
"Betul!". Jawab Wawan dengan hati bertanya-tanya paket dari siapa, dia tidak merasa memesan barang lewat aplikasi belanja online. Setelah menerima paket, Wawan membaca nama pengirim yang tertera.
"Sari????"
Wawan bergegas memanggil Nia mendekat.
"Sayang, ini paketnya untuk mu, dari Ibumu, ayo kita buka bareng-bareng". Kata Wawan seraya menghampiri Nia yang masih asyik dengan kupu-kupu di tangannya.
Nia Nampak gembira, mereka berdua pindah ke teras rumah, membuka paket.
Setelah dibuka, paket berisi kalung ber bandul kupu-kupu, dan selembar amplop cokelat. Nia segera mengambil kalung itu dan mengenakannya.
"Yahh Ayah bohongg kann, ternyata kupu-kupu ini disuruh Ibu, bukan karena diminta Ayah". Kata Nia sediki mengejek Ayahnya. Nia kemudian berlari menemui kakeknya yang sedang merapikan rumput halaman, memamerkan kalung barunya. Wawan menanggapinya dengan senyum.
"Nia ku yang cerdas". Gumamnya dalam hati. Lalu Wawan membuka amplop coklat, ia melihat selembar foto perempuan berpakaian suster sedang bersama anak-anak di Afrika.