"Saya itu kagum jika ada sosok peneliti masih usia muda tetapi sudah sangat akrab dengan perpustakaan." Ujarnya sambil menatapku. Kalimat itu mungkin ditujukan kepadaku.Â
"Dulu ada seorang belia juga peneliti datang jauh dari Belanda. Saya kagum dengan semangatnya belajar dengan buku-buku di Perpustakaan ini. Gadis Belanda itu sedang menyusun Thesis Doktornya." Aku sangat antusias mendengar cerita Pak Yunus ini.Â
"Setiap Jumat sore dia selalu hadir di Perpustakaan ini. Saya sendiri sering membantunya untuk mendapatkan buku-buku yang dia butuhkan." Pak Yunus sejenak menghela nafas panjang.Â
"Gadis itu sebelum meraih impiannya meraih gelar Doktor, ternyata harus pergi untuk selamanya karena kecelakaan lalu lintas persis di jalan depan kantor ini."Â
"Sangat disayangkan ya Pak." Â
"Benar-benar gadis itu semangatnya mengagumkan seperti kamu saat ini, Hendar!" Kata Pak Yunus.Â
Sejenak Pak Yunus seperti merenung. Mungkin kembali teringat peristiwa 10 tahun yang lalu dengan sosok gadis Belanda yang rutin mengunjungi Perpustakaan ini.Â
"Bagi saya, sosok Jane De Jong adalah sebuah potret belia yang benar-benar pecinta Perpustakaan." Kata Pak Yunus seolah berbicara kepada dirinya sendiri.Â
Mendengar ini aku hanya bisa melongo tidak percaya. Jane De Jong ternyata sudah menjadi mendiang sejak sepuluh tahun lalu. Rasanya aku tidak percaya tapi ini sangat nyata, Jane membantuku menerjemahkan buku-buku berbahasa Belanda itu.Â
Entahlah.Â
Salam literasi @hensa17.Â