Sebenarnya Bayu mengetahui dari komunikasinya melalui telepati dengan gurunya, Kiai Furqon ba'da Sholat Subuh tadi bahwa malam Jumat ini ada lagi tokoh masyarakat yang menjadi korban iblis biadab tersebut.
Untuk itulah Bayu harus waspada karena tokoh masyarakat di dusun itu salah satunya adalah Ki Damar, Tabib yang hanya satu-satunya di dusun itu.
Kiai Furqon saat ini masih sedang menekuni ilmu hikmah pada sebuah pulau di tengah Selat Sunda. Pulau Sangiang namanya.
"Nak Bayu! Bagaimana pendapatmu tentang kepala dusun Ki Arang Geni?"
"Ki Damar, tampaknya dalam jiwa Ki Arang Geni ada aura hitam yang sempat terasakan." Jawab Bayu.
Bayu menceritakan sempat berpapasan dengan kepala dusun Suluh Hawu itu saat melakukan takjiah penduduk yang jadi korban tewas akibat kutukan itu.
"Saat itu saya tatap matanya. Ada pijar api di sana. Namun Ki Arang Geni mencoba terus menghindar tatapan saya." Kembali suara Bayu menjelaskan.
"Lalu anehnya para korban tewas itu adalah para pemuka dusun yang menentang Ki Arang Geni. Korban terakhir jadi mangsa ribuan kelelawar itu Ki Sukmadireja."
"Iya Ki Damar. Beliau sosok pemuka agama yang rendah hati. Saya sering diskusi memperdalam ilmu hadist."
Demikian kesan Bayu kepada sosok Ki Sukmadireja yang sudah tewas akibat korban keganasan Malam Purnama Jumat Kliwon.
Sebenarnya Ki Sukmadireja memiliki ilmu kanuragan namun tidak mampu melawan kehebatan Sang Iblis Leuweung Hideung itu.