Masyarakat kembali gempar dengan kematian mengerikan dari salah seorang penduduk tersebut.
Sementara itu Arang Geni, Kepala Dusun Suluh Hawu itu masih melakukan semedi di rumahnya pada sebuah ruangan khusus yang terasa sangat mistis.
Bau kemenyen yang berasal dari asap yang pekat menusuk hidung. Terlihat mulut Aki Geni seperti membacakan kalimat-kalimat yang tidak jelas terdengar karena dilakukan dengan setengah berbisik.
Tetiba seperti ada angina bertiup sangat keras. Aki Geni langsung bersujud di hadapan sosok kepala tanpa tubuh dengan wajah penuh belatung dan hanya bermata satu.
Iblis itu menyeringai lalu pelahan mencium kening Aki Geni. Bau busuk seperti bangkai manusia memenuhi ruangan penuh mistis itu.
Ketika Aki Geni bangun dari posisi sujudnya, Iblis itu sudah pergi. Ruangan semedi itu kembali normal.
Ada kelegaan dari wajah Aki Geni setelah dia berhasil mempersembahkan tumbal yang dia janjikan kepada Iblis itu.
Setiap selesai mempersembahkan tumbal, ilmu kebalnya semakin kuat. Jika tidak ada tumbal maka ilmu itu akan hilang dari tubuhnya.
“Sampai nanti Malam Purnam Jumat yang akan datang.” Bisik Aki Geni sekan dia tujukkan kepada Iblis itu.
Berita kematian mengerikan yang menimpa salah satu penduduk Sulu Hawu terdengar juga ke telinga Aki Damar dan Bayu Gandana.
“Sudah Tiga orang yang meninggal mengerikan termasuk Ariaraja.”