Mereka memiliki chemistry yang sama. Pembicaraan mereka kadang diseling dengan tawa gembira.
Tawa renyah dua wanita ini menghiasi suasana indah hati Prasaja. Entah bagaimana dia merasakan kegembiraan ketika Adzkia begitu akrab dengan Anindia.
Prasaja yang pendiam hanya bisa tersenyum mendengar topik pembicaraan dua wanita yang sangat dikaguminya ini.
Adzkia dan Anindia adalah wanita-wanita luar biasa yang bisa saling menghormati. Prasaja juga seakan mendapatkan kekuatan luar biasa dari dua wanita ini.
Kekuatan yang diluar nalarnya selama ini. Kekuatan yang membuat dirinya ingin membuat keputusan untuk menikahi Anindia Nilajuwita sehingga berdampingan dengan Adzkia Samha Saufa.
Sebuah upaya menghidupi dua istri dengan tantangan mewujudkan keadilan seakan sebuah tantangan berat. Tantangan bagi Prasaja yang sangat sulit dihadapinya.
Mungkin suatu hari hal itu bisa diwujudkannya. Suatu hari entah kapan. Sambil Prasaja mengumpulkan terlebih dulu kekuatan dalam dirinya untuk mampu berbuat adil.
Mampukah Prasaja berbuat adil? Sebuah pertanyaan yang mungkin sangat mudah dijawab. Namun sulit dilakukan.
Karena adil bagi Prasaja tampak seperti absur, ibarat jauh panggang dari api. Sangat jauh dari yang digambarkannya selama ini. Tidak mudah untuk dilakukan.
Adil adalah perbuatan sangat terpuji. Namun adil adalah perbuatan yang tidak mudah dilakukan siapapun.
Jika ada seseorang mampu berbuat adil maka itu adalah hal luar biasa. Sangat langka manusia bisa berbuat adil.