"Kayla, kamu untuk sementara mengungsi dulu beberapa hari." Kata Om Leo.
"Kenapa Om?"
"Teman Om yang ada di Bareskrim menyarankan seperti itu. Kamu itu ada dalam incaran karena memiliki banyak informasi sebagai saksi."
"Iya Om Leo. Tapi bagaimana dengan Mas Hendarno?" Kayla tiba-tiba teringat Hendarno yang beraktivitas di Kampus dan Rumah Sakit setiap harinya.
"Iya, kamu belum sempat mengenalkan Hendarno itu pada Om ya?"
Kayla baru teringat ketika itu masih belum sempat mengenalkan Mas Hendarno kepada Om Leo dengan tatap muka langsung. Namun mereka sempat melakukan video call melalui ponsel masing-masing.
"Kayla biar nanti Om telpon Hendarno ya agar dia juga berhati-hati."
"Iya Om, karena di Kampus juga ada orangnya Bos Enzo bernama Omen. Aku khawatir dengan Mas Hendar."
Dialog itu terjadi dua hari yang lalu ketika Om Leo menjenguk Mikayla di Villa itu. Dialog itu juga terjadi pada saat yang sama ketika Hendarno menerima penganiayaan berat dari orang-orangnya Omen di jalan layang Pasopati.
Hendarno masih terbaring di Ruang ICU RS Borromeus dengan peralatan medis yang ada dalam tubuhnya.
Pada saat cinta itu ada dalam hatinya namun begitu sulit diutarakan sebagai jawaban bagi cinta seorang Hendarno Al Ghufron, Mikayla malah menghilang dari hadapan pemuda bersahaja itu.