Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

Kakek yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sekilas Tentang "Sweet Sugar" (7): Teknik Kromatografi untuk Pengambilan Gula dari Tetes Tebu

22 Februari 2021   14:26 Diperbarui: 22 Februari 2021   16:42 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan giling tebu salah satu Pabrik Gula di Malang (Foto Dok.Pri/Hensa) 

Tetes pada kekentalan 50 derajat Brix harus dijernihkan terlebih dahulu dengan asam fosfat untuk menghilangkan koloid, suspensi dan mineral akan mengganggu dan menutupi permukaan aktif resin yang nanti digunakan pada proses kromatografi.

Hanya tetes tebu yang jernih yang dapat dilewatkan melalui kolom kromatografi berisi resin kation asam kuat.

Proses kromatografi dilakukan terhadap tetes untuk memisahkan sukrosa dari komponen lain dalam tetes.

Untuk mendapatkan perolehan kembali sukrosa dari teets tebu maka sangat perlu untuk dipelajari factor-faktor seperti laju alir eluen, temperatur operasi, besarnya "feed" bahan, penetapan waktu retensi sukrosa dan gula reduksi. 

Dengan mempelajari factor-faktor pembatas tersebut maka akan dapat diketahui kondisi optimal pemisahan kromatografi yang efektif untuk mendapatkan fraksi sukrosa dengan kemurnian yang tinggi.

Dengan demikian proses rekristalisasi fraksi sukrosa menjadi gula pasir akan lebih mudah. Diperlukan pula kajian mengenai factor-faktor yang berpengaruh terhadap rekristalisasi sukrosa agar kristal yang dihasilkan dapat mencapai kualitas gula tertentu.

Teknologi ini sudah semakin berkembang sejalan dengan pesatnya perkembangan teknik kromatografi. Namun industri gula kita belum sempat berfikir ke arah tersebut. Mereka masih terlalu sibuk mengejar target swa sembada gula pasir.

@hensa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun