Mohon tunggu...
AKIHensa
AKIHensa Mohon Tunggu... Penulis - PENSIUNAN sejak tahun 2011 dan pada 4 Mei 2012 menjadi Kompasianer.

KAKEK yang hobi menulis hanya sekedar mengisi hari-hari pensiun bersama cucu sambil melawan pikun.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Pesona Puspita Hatiku

11 September 2020   16:21 Diperbarui: 11 September 2020   17:44 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa rinduku kepada Listya memang aneh. Listya adalah istri Rizal mengapa aku harus merindukannya.

Mengapa aku selalu mengharapkannya. Mengapa setiap berada dekat dengannya aku merasakan kedamaian dan kebahagiaan.

Mengapa setiap saat aku selalu memikirkannya. Anehnya semakin lama semakin kutemukan realita dalam dirinya tentang Diana Faria.

Ya realita bahwa Diana Faria adalah masa lalu yang harus kurelakan. Lalu bagaimana tentang Daisy Listya? Apakah juga sudah merupakan realita masa lalu yang harus aku relakan?

Nah justru yang ini anehnya aku belum mau menerima realita itu. Aku seperti masih memiliki keyakinan tentang sebuah harapan.

Bukankah hidup ini juga adalah harapan. Aku yakin Allah selalu mewujudkan setiap harapan hambaNya.

Aku sangat menginginkan realita yang lain tentang Daisy Listya. Realita yang lain? Realita yang mana?

Alan Erlangga sebaiknya kamu tidak usah bermimpi. Daisy Listya adalah istri Rizal Anugerah. Realita yang lain realita yang mana yang kau inginkan wahai Alan Erlangga. 

Sementara itu Kinanti Puspitasari tiba-tiba sekarang harus hadir lagi ditengah-tengah kegalauan hatiku, keresahan hatiku, kegundahan hatiku.

Jika Daisy Listya adalah sosok utuh Diana Faria maka Kinanti Puspitasari adalah sosok lain dari masa lalu di sudut hatiku.

Kemanakah hatiku berlabuh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun