Selain itu, penggunaan substrat dengan kadar yang pekat bertujuan untuk membantu memecahkan masalah vinase sebagai limbah cair proses yang memiliki potensi pencemar.Â
Penggunaan substrat tetes dengan brix yang pekat dapat menghasilkan volume vinase berkisar antara 3 - 5 liter per liter bioetanol yang dihasilkan dan ini berarti dapat mereduksi sebesar 70% dari vinase yang dihasilkan oleh proses konvensional sekitar 10 - 15 liter per liter bioetanol yang dihasilkan.Â
Keuntungan lain dari proses Biostill adalah vinase yang dihasilkan memiliki kepekatan sekitar 55% (w/w) sehingga akan lebih mudah penanganan selanjutnya dibandingkan dengan vinase cair.
Peran Mikroorganisme.
Dalam fermentasi etanol, mikroorganisme yang sangat berperan pada umumnya adalah dari jenis khamir yaitu Saccharomyces sp.
Selain khamir juga jenis bakteri dapat digunakan sebagai inokulum untuk fermentasi etanol.Â
Jenis bakteri yang bisa digunakan untuk memproduksi bioetanol yaitu bakteri Zymomonas mobilis.Â
Menurut penelitian tersebut Zymomonas mobilis memiliki kecepatan pertumbuhan spesifik yang relatif tinggi dalam memproduksi bioetanol.Â
Bakteri ini dapat tumbuh dalam lingkungan anaerob sehingga tidak diperlukan oksigen untuk pertumbuhan populasinya.Â
Keberhasilan fermentasi dipengaruhi oleh jenis strain karena perilaku genetik berperan besar terhadap kemampuan suatu mikroba dalam pertumbuhannya dan melakukan sintesa suatu produk.Â
Selain itu, faktor lingkungan seperti temperatur, pH dan nutrisi juga berpengaruh terhadap pertumbuhan mikrobial.Â