Proses Usine de Melle menggunakan dua buah fermenter secara batch dan sebuah tanki untuk bibit sehingga dapat menghemat investasi dan luas lahan.Â
Jumlah inokulum yang digunakan lebih besar dibandingkan dengan proses konvensional dengan pemakaian pendinginan yang baik dan sedikit aerasi pada tahap-tahap awal fermentasi.
Waktu yang diperlukan untuk proses fermentasi antara 8 - 9 jam dengan menghasilkan kadar etanol fermentasi sekitar 8% v/v. Â Â
Namun demikian, proses Usines de Melle memerlukan proses pendahuluan terhadap tetes sebagai bahan baku pada Molasses clarifier menggunakan asam sulfat dan pemanasan untuk proses penjernihan bahan.Â
Selain itu juga diperlukan tanki penimbun tetes jernih dan tanki pencuci khamir. Â Â
Teknologi fermentasi yang lain yaitu proses fermentasi yang dikenal dengan nama proses Arroyo dan Biostill.Â
Dalam proses Arroyo dilakukan dengan perlakuan terhadap adonan fermentasi melalui proses klarifikasi dan pasteurisasi.Â
Proses tersebut bertujuan untuk meningkatkan ratio gula terhadap abu sehingga semakin banyak jumlah gula yang dapat difermentasi dan meningkatkan kadar bioetanol pada akhir fermentasi.Â
Proses Biostill yang pertama kali dikembangkan oleh Alfa-Laval Swedia pada tahun 1981 adalah suatu proses yang merupakan kombinasi fermentasi dan pemisahan etanol secara kontinyu.Â
Pada proses ini dipergunakan tetes dengan kadar kepekatan antara 40 - 50 brix sehingga pada proses Biostill ini diperlukan khamir yang mampu bertahan pada lingkungan dengan tekanan osmosa yang tinggi.Â
Kadar bioetanol yang dihasilkan secara kontinyu dipertahankan pada kadar 5%. Keuntungan dari proses ini adalah fermentasi berlangsung dengan resiko yang lebih kecil terhadap adanya produk samping seperti gliserol karena terhambat oleh pembentukan bioetanol yang kontinyu dan konstan.Â